Rabu, 27 Oktober 2010

Mbah Marijan Dimata Irwan Hidayat

Selamat Jalan Mbah Marijan,
Selamat Jalan Sang Pemberani






Keterangan Foto: Mbah Marijan bersama Bos Sidomuncul, Irwan Hidayat, dalam sebuah acara di kompleks pabrik jamu Sidomuncul di Jawa Tengah



Mbah Marijan adalah inspirator saya . Keluarga besar Sidomuncul sangat kehilangan. Saya mengenal mbah Marijan pada 28 Mei 2006, sehari setelah gempa berkekuatan 7,6 richter memporakporandakan Jogja, Bantul, Prambanan, Wonosari dan Klaten, di rumahnya dukuh Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Jogja .
Yang memperkenalkan adalah Pak Sumadi Wonohito (Almarhum), pemilik koran Kedaulatan Rakyat Jogja. Saya masih ingat, pada waktu itu Pak Sumadi mengatakan: "Pak Irwan ini dari Jakarta, pemilik pabrik jamu yang besar, pemilik Sidomuncul, tapi jawaban mbah Marijan cuma ‘ injih...injih .....injih’. Karena jawabannya cuma ‘injih..injih’ , Pak Sumadi menambahkan " Pak Irwan ini orang kaya", tapi kembali mbah Marijan tetap menjawab " injih" berulang kali dan matanya tetap tidak berpaling ke arah saya.
Saya juga merasa tidak nyaman dengan jawaban yang diberikan. Tetapi dalam hati saya kagum, karena dia tidak silau oleh keduniawian. Lalu saya bertanya: ‘’Mbah, apakah mengenal Ir Anton Sujarwo dari Yayasan Dian Desa ?" jawabannya " Kalau Mas Anton saya kenal. Dia kan orang yang baik . Pada tahun 1974, kan Mas Anton yang memberi air pada penduduk di daerah ini, yang diterima oleh mbah Hargo, bapak saya" .
Salah seorang staf saya menjelaskan bahwa Anton Sujarwo adalah kakak ipar saya. Barulah dia berbalik ke arah saya, menyalami saya sekali lagi dan mengatakan : " o...... Nyuwun pangunten nggih, sampeyan niku rayine Mas Anton to ?
Dan kalau pada akhirnya Mbah Marijan mau membantu Sidomuncul dengan menjadi bintang iklan Kukubima Ener-G itu karena pertimbangan bahwa saya adalah adik ipar Anton Sujarwo dan ingin umembalas kebaikan kakak ipar saya. Karena Anton Sujarwo, ditambah dengan ide "lelaki pemberani" yang saya dapat dari Hary Cahyono, sahabat saya, seorang penulis.
Akhirnya kami melakukan shooting pada tanggal 26 Juni 2006 di Kaliadem dekat rumahnya Mbah Marijan, di bawah ancaman Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan awan panas, dan tempat tersebut hanya berjarak 4 km dari puncaknya.
Kalau saat ini saya harus mengulang melakukan shooting di tempat seperti itu lagi saya tidak akan berani.
Keberanian apa yang mendorong saya dan team berani shooting di tempat itu, yang pada waktu itu dinyatakan sebagai daerah tertutup karena berbahaya. Mbah Marijan berakting dengan baik . Shooting berjalan dengan baik, juga iklannya menjadi iklan yang disukai oleh masyarakat.
Tanggal 26 Oktober 2010, Rabu malam jam 19.20 WIB saya menelpon Asih, anaknya. Saya mendapat kabar bahwa seluruh keluarganya telah pergi mengungsi, sedangkan Mbah Marijan, tidak mau turun meskipun sudah dipaksa oleh keluarganya.
Katanya kepada anaknya, dia mau Sholat. Dan malam itu ternyata awan panas yang popular dengan sebutan “wedus gembel” menghanguskan rumah Mbah Marijan.
Seperti yang kita ketahui, malam itu juga ditemukan 15 jenazah dan keesokan harinya ditemukan satu jenazah lagi dalam posisi sujud, yang diduga adalah jenazah Mbah Marijan. Innalillahi Wainaillaihi Rojiun.
Tentang sikap Mbah Marijan yang bersikeras untuk tetap tinggal di desanya yang sudah siaga satu, terjadi banyak pendapat. Yang pertama, berpendapat bahwa itu sebuah kebodohan. Pendapat yang lain menyatakan itu adalah sebuah tanggung jawab dan pengabdian yang luar biasa .
Bagi saya pribadi apa yang menjadi keputusan Mbah Marijan untuk tetap tinggal adalah sebuah cerminan dari sebuah kesetiaan, keberanian dan sebuah pengabdian yang langka di zaman ini.
Jika benar Mbah Marijan wafat, Dia telah menepati janjinya untuk menjaga Gunung Merapi sampai akhir hayatnya, seperti yang telah dijanjikan kepada Sultan Hamengku Buwono IX pada waktu diangkat sebagai juru kunci Gunung Merapi. Soal kematian itu sendiri adalah " Rahasia Tuhan " .
Keluaga besar Sidomuncul akan selalu mengenang semua kebaikan dan keteladanannya. Bagi kami , "Sang Pemberani akan tetap hidup " . Iklan-iklan Kukubima Ener-G! akan tetap kami tayangkan dengan bintang iklan Mbah Marijan, sebagai penghargaan atas kesederhanaan, kesetiaan, keberanian dan pengabdiannya.
Kami merencanakan untuk memberi bantuan kepada keluarganya untuk membangun rumah, dan membayar royalti iklan Kukubima Ener-G! dan membangun mesjidnya kembali.
Kami juga akan memberikan sumbangan kepada warga yang tertimpa bencana Gunung Merapi.
Saya semalam juga telah mendoakan si Mbah, dan akan terus saya doakan. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.
Saya ikut prihatin dengan bencana Gunung Merapi di Jogja, Magelang, Mentawai , Wasior dan tempat-tempat lain di Indonesia . Setelah ini kami juga akan memberikan bantuan kami ke Mentawai. Semoga tidak lagi terjadi bencana bencana lain yang terjadi di negeri ini .
Selamat jalan Mbah Marijan. Selamat jalan Sang Pemberani. Rosa Rosa Rosa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar