Rabu, 27 Oktober 2010

Mbah Marijan Dimata Irwan Hidayat

Selamat Jalan Mbah Marijan,
Selamat Jalan Sang Pemberani






Keterangan Foto: Mbah Marijan bersama Bos Sidomuncul, Irwan Hidayat, dalam sebuah acara di kompleks pabrik jamu Sidomuncul di Jawa Tengah



Mbah Marijan adalah inspirator saya . Keluarga besar Sidomuncul sangat kehilangan. Saya mengenal mbah Marijan pada 28 Mei 2006, sehari setelah gempa berkekuatan 7,6 richter memporakporandakan Jogja, Bantul, Prambanan, Wonosari dan Klaten, di rumahnya dukuh Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Jogja .
Yang memperkenalkan adalah Pak Sumadi Wonohito (Almarhum), pemilik koran Kedaulatan Rakyat Jogja. Saya masih ingat, pada waktu itu Pak Sumadi mengatakan: "Pak Irwan ini dari Jakarta, pemilik pabrik jamu yang besar, pemilik Sidomuncul, tapi jawaban mbah Marijan cuma ‘ injih...injih .....injih’. Karena jawabannya cuma ‘injih..injih’ , Pak Sumadi menambahkan " Pak Irwan ini orang kaya", tapi kembali mbah Marijan tetap menjawab " injih" berulang kali dan matanya tetap tidak berpaling ke arah saya.
Saya juga merasa tidak nyaman dengan jawaban yang diberikan. Tetapi dalam hati saya kagum, karena dia tidak silau oleh keduniawian. Lalu saya bertanya: ‘’Mbah, apakah mengenal Ir Anton Sujarwo dari Yayasan Dian Desa ?" jawabannya " Kalau Mas Anton saya kenal. Dia kan orang yang baik . Pada tahun 1974, kan Mas Anton yang memberi air pada penduduk di daerah ini, yang diterima oleh mbah Hargo, bapak saya" .
Salah seorang staf saya menjelaskan bahwa Anton Sujarwo adalah kakak ipar saya. Barulah dia berbalik ke arah saya, menyalami saya sekali lagi dan mengatakan : " o...... Nyuwun pangunten nggih, sampeyan niku rayine Mas Anton to ?
Dan kalau pada akhirnya Mbah Marijan mau membantu Sidomuncul dengan menjadi bintang iklan Kukubima Ener-G itu karena pertimbangan bahwa saya adalah adik ipar Anton Sujarwo dan ingin umembalas kebaikan kakak ipar saya. Karena Anton Sujarwo, ditambah dengan ide "lelaki pemberani" yang saya dapat dari Hary Cahyono, sahabat saya, seorang penulis.
Akhirnya kami melakukan shooting pada tanggal 26 Juni 2006 di Kaliadem dekat rumahnya Mbah Marijan, di bawah ancaman Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan awan panas, dan tempat tersebut hanya berjarak 4 km dari puncaknya.
Kalau saat ini saya harus mengulang melakukan shooting di tempat seperti itu lagi saya tidak akan berani.
Keberanian apa yang mendorong saya dan team berani shooting di tempat itu, yang pada waktu itu dinyatakan sebagai daerah tertutup karena berbahaya. Mbah Marijan berakting dengan baik . Shooting berjalan dengan baik, juga iklannya menjadi iklan yang disukai oleh masyarakat.
Tanggal 26 Oktober 2010, Rabu malam jam 19.20 WIB saya menelpon Asih, anaknya. Saya mendapat kabar bahwa seluruh keluarganya telah pergi mengungsi, sedangkan Mbah Marijan, tidak mau turun meskipun sudah dipaksa oleh keluarganya.
Katanya kepada anaknya, dia mau Sholat. Dan malam itu ternyata awan panas yang popular dengan sebutan “wedus gembel” menghanguskan rumah Mbah Marijan.
Seperti yang kita ketahui, malam itu juga ditemukan 15 jenazah dan keesokan harinya ditemukan satu jenazah lagi dalam posisi sujud, yang diduga adalah jenazah Mbah Marijan. Innalillahi Wainaillaihi Rojiun.
Tentang sikap Mbah Marijan yang bersikeras untuk tetap tinggal di desanya yang sudah siaga satu, terjadi banyak pendapat. Yang pertama, berpendapat bahwa itu sebuah kebodohan. Pendapat yang lain menyatakan itu adalah sebuah tanggung jawab dan pengabdian yang luar biasa .
Bagi saya pribadi apa yang menjadi keputusan Mbah Marijan untuk tetap tinggal adalah sebuah cerminan dari sebuah kesetiaan, keberanian dan sebuah pengabdian yang langka di zaman ini.
Jika benar Mbah Marijan wafat, Dia telah menepati janjinya untuk menjaga Gunung Merapi sampai akhir hayatnya, seperti yang telah dijanjikan kepada Sultan Hamengku Buwono IX pada waktu diangkat sebagai juru kunci Gunung Merapi. Soal kematian itu sendiri adalah " Rahasia Tuhan " .
Keluaga besar Sidomuncul akan selalu mengenang semua kebaikan dan keteladanannya. Bagi kami , "Sang Pemberani akan tetap hidup " . Iklan-iklan Kukubima Ener-G! akan tetap kami tayangkan dengan bintang iklan Mbah Marijan, sebagai penghargaan atas kesederhanaan, kesetiaan, keberanian dan pengabdiannya.
Kami merencanakan untuk memberi bantuan kepada keluarganya untuk membangun rumah, dan membayar royalti iklan Kukubima Ener-G! dan membangun mesjidnya kembali.
Kami juga akan memberikan sumbangan kepada warga yang tertimpa bencana Gunung Merapi.
Saya semalam juga telah mendoakan si Mbah, dan akan terus saya doakan. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.
Saya ikut prihatin dengan bencana Gunung Merapi di Jogja, Magelang, Mentawai , Wasior dan tempat-tempat lain di Indonesia . Setelah ini kami juga akan memberikan bantuan kami ke Mentawai. Semoga tidak lagi terjadi bencana bencana lain yang terjadi di negeri ini .
Selamat jalan Mbah Marijan. Selamat jalan Sang Pemberani. Rosa Rosa Rosa !

Selasa, 05 Oktober 2010

Dua Produk Sido Muncul Kembali Raih Penghargaan ICSA



Keterangan foto: Maria Reviani Hidayat, Business Development Manager PT Sido Muncul, sedang menerima penghargaan dari Pimred SWA, Kemal Effendi Gani, disaksikan Chairman Frontier Consulting Group, Handi Irawan, di Hotel Shangri-la Jakarta, Senin malam (4/10).

Laporan: Djoharudin

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kegiatan dari manajemen perusahaan yang dinilai sebagai sebuah etika bisnis. Kegiatan ini merupakan komitmen yang secara berlanjut terus dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
CSR pun dapat dijadikan sebuah investasi bagi perusahaan di mana para pemangku kepentingan (perusahaan) dan pengguna kepentingan (masyarakat konsumen) dapat berinteraksi dengan baik untuk saat ini dan ke depannya. Maka tidaklah mengherankan fokus pada kegiatan ini terus dikembangkan, seperti yang dilakukan PT Sido Muncul, produsen Tolak Angin dan Kuku Bima Energi.
Bagi Sido Muncul, sebagaimana yang sering dikemukakan Direktur Utamanya, Irwan Hidayat, CSR merupakan salah satu strategi bisnis bukan merupakan pelengkap, melainkan implementasi dari praktek kebijakan, peluang strategi bisnis berupa hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
Strategi ini membuahkan hasil yang cenderung berlanjut. Majalah SWA bekerja sama dengan FRONTIER Consulting Group, dalam suatu acara menarik di Hotel ShangriLa Jakarta, Senin malam (4/10), memberikan penghargaan ICSA (Indonesian Customer Satisfaction) 2010 kepada dua produk unggulan Sido Muncul, yaitu Tolak Angin dan Kuku Bima.
Selain kepada Kuku Bima, Frontier (sebuah lembaga konsultan riset kepuasan pelanggan), juga memberikan penghargaa serupa kepada sejumlah produk kategori consumer goods, food and beverage, farmasi, elektronik hingga otomotif.
Penghargaan diterima berdasarkan kategori Herbal Medicine Againt Cold untuk Tolak Angin dan kategori Vitality and Enhancer for Men untuk Kuku Bima.
ICSA adalah program regular pemberian penghargaan terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia yang meraih prestasi terbaik dalam hal kepuasan pelanggan (konsumen), berdasarkan survey terhadap 9.000 responden yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia, antara lain Makassar, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta.
Dalam mensosialisasikan produknya, Sido Muncul rajin melakukan berbagai kegiatan CSR di hamper seluruh pelosok tanah air.
Tahun ini program CSR Sido Muncul diwujudkan dalam bentuk bantuan bagi para pasien tidak mampu di berbagai rumah sakit. Sejak awal tahun ini bantuan telah disalurkan ke 27 rumah sakit di berbagai daerah. Senin pekan lalu (27/9), Sido Muncul melalui produk unggulannya Tolak Angin, Kuku Bima Energi dan Kopi Ginseng memberikan bantuan masing-masing Rp 100 juta untuk pasien tidak mampu di Magelang dan kota Wonosobo (Jateng). Bantuan diserahkan secara simbolik oleh Dirut PT Sido Muncul, Irwan Hidayat kepada Bupati Wonosobo, Kholik Arif untuk selanjutkan disalurkan kepada para pasien tak mampu di RSUD Setyonegoro, RSI kota Wonosobo, BKIA Mabarot dan NU Tieng. Sedangkan bantuan di Magelang diserahkan kepada Walikota, Magelang Sigit, untuk diteruskan kepada pasien tak mampu di RSUD Tidar kota Magelang, RSI kota Magelang dan BKIA Paten kota Magelang. Magelang menjadi kota ke-19 yang memperoleh bantuan Sido Muncul tahun ini.(Djo)

Minggu, 05 September 2010

Mudik Bareng Sido Muncul Dilepas Empat Menteri



Caption: Menteri Perhubungan Fredy Numberi sedang meninjau bus-bus sesaat sebelum melepas para pemudik bersama gratis Sido Muncul di arena parkir barat PRJ Kemayoran jakarta, Minggu siang (5/9).

Laporan: Djoharudin

RMOL. Berbagai produsen ramai-ramai menggelar acara mudik bareng. Sa¬lah satunya, PT Sido Muncul. Sebagai bentuk kepedulian dan ucapan terima kasih kepada para pedagang jamu, PT Sido Muncul kembali menyelenggarakan kegiatan Mudik Gratis Bersama Pedagang Jamu se-Jabotabek.
Kegiatan Mudik Gratis yang ke-21 tahun ini diadakan di area parkir barat, Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran Jakarta, Minggu siang (5/9). Para pemudik yang merupakan pedagang jamu se Jabodetabek beserta keluarganya sejak pukul 05.00 WIB memadati halaman PRJ untuk pulang ke kampung halaman masing-masing.
Mereka dilepas oleh Menteri Perhubungan Fredy Numberi, Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, SIP, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Dra Kustantinah, dan Kombes Pol Haris mewakili Kapolda Metro Jaya.
Menko Kesra Agung Laksono dalam sambutannya berharap mudik gratis dapat diterapkan di seluruh perusahaan, karena lebih terkoordinir membantu masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah. Pemerintah memberikan apresiasi kepada produsen jamu ini atas partisipasinya dalam menyelenggarakan mudik bersama secara gratis.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, sebelum penglepasan para peserta mudik dihibur oleh bintang-bintang iklan Sido Muncul seperti Donny Kesuma, Rieke Dyah Pitaloka, Lula Kamal, Yuni Shara dan artis lainnya. Para pemudik juga diberikan berbagai hadiah hiburan.
Kegiatan mudik gratis ke-21 yang diselenggarakan oleh PT Sido Muncul diikuti oleh sekitar 18.000 pedagang jamu sejabotabek beserta keluarganya dan para pedagang asongan.
Menggunakan 280 unit bus, keberangkatan para pemudik secara serentak diberangkatkan dari Jakarta, Bandung, Bogor, Tangerang, Cikampek, Cibinong dan Cilegon dengan tujuh kota tujuan yaitu Cirebon, Kuningan, Tegal, Banjar Negara, Solo, Wonogiri dan Yogyakarta.
Kegiatan mudik gratis Sido Muncul bersama pedagang jamu se-jabotabek dimulai sejak tahun 1991. Sebagai pionir kegiatan Mudik Gratis, Sido Muncul akan terus melakukan tradisi ini.
Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan, program mudik gratis ini selain membantu pedagang jamu juga ikut membantu pemerintah dalam menyelenggarakan mudik lebaran.
PT Sido Muncul sendiri sejak tahun 1991 telah menyelenggarakan program mudik gratis sebanyak 21 kali dengan total pemudik yang diangkut mencapai sekitar 250.000 pemudik.
Awalnya kegiatan mudik ini hanya untuk para pedagang jamu bersama keluarganya. Namun seiring waktu berjalan sejak tahun 2004 bersamaan dengan adanya divisi baru (divisi food) di Sido Muncul, mudik gratis juga diikuti oleh pedagang asongan yang menjual produk-produk Sido Muncul.
Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan selain telah menjadi tradisi perusahaan dan bagian dari ucapan terima kasih kepada para penjual jamu, acara mudik gratis ini sebagai bentuk partisipasi untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan lebaran.
Sebagai perusahaan jamu dan farmasi, Sido Muncul melalui produk-produk unggulan Tolak Angin dan Kuku Bima Energi selama bulan ramadhan terus mensosialisasikan produk-produknya dengan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukannya. ***


Bermula Dari Rasa Prihatin

PERUSAHAAN jamu PT Sido Muncul setiap tahun menggelar mudik gratis bagi para penjual jamu dan pedagang asongan se-Jabodetabek ke kota-kota di Jawa. Mudik gratis tahun 2010 merupakan yang ke 21 kalinya.
"Selain penjual jamu seduh malam, penjual jamu dorong dan ibu-ibu penjual jamu gendong, kami juga mengajak para pedagang asongan untuk ikut mudik bareng," ujar Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul di sela-sela penglepasan 280 bus yang mengangkut 18.000 pedagang jamu se-Jabotabek di area parkir barat, Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran Jakarta, Minggu, (5/9).
Mereka dilepassecara resmi oleh Menteri Perhubungan Fredy Numberi, Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar dan Gubernur DKI Fawzi Bowo.
Menurut Irwan Hidayat, program ini sangat sukses membangun image (citra) korporat yang sangat bagus di tengah-tengah masyarakat luas. Tidak hanya itu, karena program ini diberitakan secara luas oleh media massa baik cetak maupun elektronik, maka citra perusahaan Sido Muncul yang peduli pada sesama juga terbentuk di kalangan perusahaan lain dan masyarakat secara luas.
Latar belakang penyelenggaraan kegiatan yang diawali sejak tahun 1991 itu, didorong keinginan memberikan "hadiah" kepada para penjual jamu.
''Yang pertama ide dasarnya itu. Cuma kita berpikir apa ya hadiahnya. Apa dikasih sarung, apa dikasih apa? Nah pada waktu itu, kita baca di koran-koran, kalau pulang mudik itu sangat sulit, baik karena melambungnya ongkos, terbatasnya angkutan umum sehingga penumpang harus berebut. Sehingga kita sering lihat ada ibu-ibu atau anak perempuan yang mesti naik dari jendela kereta api atau bus. Saling dorong. Duh…pemandangan itulah yang melatarbelakangi munculnya ide mudik bareng dan gratis.
‘’Jadi bukan ide atau gagasan saya saja, tapi ada tim marketing, saya kan cuma juru bicara,'' kata Irwan.
Untuk pertama kalinya mudik lebaran tahun 1991 diikuti oleh 2.500 orang dengan menggunakan 50 unit bis, diberangkatkan dari Lapangan Parkir Timur Senayan.
Sejak saat itu PT Sido Muncul selalu menyelenggarakan Mudik Gratis bagi para pedagang jamu se-Jabotabek setiap tahunnya.
Tahun 2004, jumlah penumpang yang diangkut sudah mencapai 14.000-an penumpang dengan tujuan beberapa kota di Jawa Tengah.
Sampai saat ini jumlah penumpang yang diangkut PT Sido Muncul sudah lebih 150.000 penumpang. Yang diangkut bukan hanya penjual jamu Sido Muncul, tapi mencakup penjual jamu lain serta para pedagang asongan.
Irwan mengakui, program mudik gratis Sido Muncul setelah berlangsung 20 tahun, paradigmanya menjadi bergeser. Sebab dalam praktiknya produk Sido Muncul yang dijual langsung oleh para penjual di tenda-tenda atau kios-kios jamu itu hanya sekitar 15 persen saja dari keseluruhan produksi perusahaannya.
''Sekarang 85 persen pemasaran produk kami di jual outlet-outlet, di toko-toko, dan pasar swalayan. Cuma kita tidak ingin dikatakan kacang meninggalkan lanjaran, yang seolah melupakan penjual jamu langsung yang dulu menjadi pionir. Itulah substansinya,'' kata Irwan merendah.
Irwan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kini sudah banyak perusahaan yang mengadakan program mudik gratis bagi karyawannya dan pelanggannya. Dalam beberapa tahun terakhir kegiatan ini telah diikuti oleh beberapa perusahaan besar lain seperti perusahaan rokok, mie, minuman, dan lain-lain.
Menurut dia, program ini sangat menguntungkan perusahaan. Sebab lewat program mudik Lebaran ini, lama-lama Sido Muncul menjadi populer yang disertai tambah lakunya produk-produk jamu Sido Muncul, seperti Kuku Bima Energi, Tolak Angin, Kopi Ginseng, Kopi Energi dan lain-lain.
Bahkan, kata Irwan, seakan-akan fenomena mudik gratis ini menjadi trade mark-nya produk Sido Muncul.
Dampak langsung bagi perusahaan, kata Irwan, keuntungan perusahaan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
''Keuntungan kami terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Keuntungan itu sudah barang tentu mengikuti pertumbuhan omzet, hingga dalam lima tahun terakhir omzet perusahan naik mencapai 800 persen.''
Irwan tak terlalu hirau terhadap istilah untuk kegiatannya itu, apakah itu yang dinamakan CSR (Corporate Social Responsibility) atau apa. Bagi dia yang penting berbagi berkat kepada sesama. Itu saja. Karena itu, kata Irwan Hidayat, pada akhirnya program mudik yang awalnya cuma dilatarbelakangi oleh keinginan untuk sekedar memberikan hadiah itu, menjadi bagian dari tanggung jawab sosial korporat.
''Artinya kami mengalokasikan dana tanggung jawab sosial lewat cara memudikkan orang-orang yang mempunyai andil memajukan perusahaan, ya seperti mereka itu, penjual jamu, pedagang asongan. Tanggung jawab sosial lain ada seperti memberikan penghargaan,'' katanya. (DJO)


Kilas Balik “Mudik Gratis Sido Muncul”

Bicara masalah ”Mudik Gratis”, masyarakat biasanya akan teringat dengan satu kegiatan mudik massal yang diselenggarakan oleh PT. Sido Muncul. Di berbagai berita di media, baik cetak maupun elektronik tergambar ribuan pedagang jamu sejabotabek dan keluarganya dilepas dari area Parkir Barat Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, lokasi yang digunakan untuk pelaksanaan acara mudik gratis.
Awalnya lokasi yang dipakai adalah Parkir Timur Senayan, tetapi seiring waktu berjalan dengan bertambahnya jumlah peserta maupun armada yang digunakan, lokasinya dipindahkan ke area yang lebih luas.
Kegiatan mudik gratis merupakan satu fenomena yang menarik karena di area tempat pemberangkatan sejak pukul 05.00 WIB telah diramaikan oleh pemudik dengan berbagai barang yang mereka bawa seperti dos – dos yang berisi buah tangan untuk para kerabatnya, tas pakaian dengan ukuran besar, barang – barang elektronik maupun baranng-barang lainnya dalam ukuran besar.
Secara antusias para pemudik mengikuti semua acara yang digelar panitia penyelenggara menjelang saat diberangkatkan seperti hiburan musik dengan menghadirkan artis – artis ibu kota juga para bintang iklan Sido Muncul, pembagian doorprize, hingga puncak acara yaitu pelepasan pedagang jamu oleh pejabat berwenang seperti Menteri Perhubungan dan Menteri Tenaga Kerja yang dapat dipastikan selalu hadir dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Kegiatan mudik gratis, pada akhirnya menjadi satu tradisi yang tidak saja diagendakan oleh PT Sido Muncul tetapi juga oleh Departemen Perhubungan RI karena dinilai sebagai kegiatan yang dapat membantu pemerintah mengatasi masalah mudik lebaran bagi kalangan menengah kebawah. Selain itu juga merupakan contoh partisipasi yang patut ditiru oleh perusahaan – perusahaan lain.
Mudik Gratis SidoMuncul bagi pedagang jamu se-Jabotabek awalnya dimulai pada tahun 1991. Saat itu pihak manajemen prihatin dengan masalah yang dihadapi para pekerja dari Jakarta yang ingin merayakan hari Raya Lebaran di daerah asalnya, tetapi selalu mendapati kesulitan masalah angkutan/kendaraannya. Salah satu direksi menyarankan untuk memberikan hadiah lebaran bagi pedagang jamu dalam bentuk menyediakan angkutan lebaran bagi mereka dan keluarganya secara gratis.
Banyak pilihan pada saat itu, misalnya dengan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) atau dengan berbagai hadiah yang lain. Namun hal tersebut dirasakan kurang menyentuh kepada substansi masalah yang mereka hadapi pada saat menjelang lebaran yaitu keinginan untuk dapat mudik secara murah, nyaman dan aman serta bisa berbarengan dengan teman seprofesi (sesama penjual jamu).
Jadi, dari hasil survey yang dilakukan oleh menajemen PT. Sido Muncul pemikiran yang tepat saat itu adalah memberikan kesempatan bagi pedagang jamu dan keluarganya untuk dapat mudik dengan gratis, tanpa syarat apapun asalkan mereka pedagang jamu boleh menjadi peserta mudik gratis. Jamu yang diperdagangkanpun tidak harus jamu dari Sido Muncul. Saat itu justru banyak para penjual jamu yang tidak / belum menjual produk-produk Sido Muncul. Jadi pedagang jamu mendapatkan tiket mudik gratis ke kota asalnya tanpa komitmen apapun.
Dan untuk pertama kalinya mudik lebaran gratis dilaksanakan pada tahun 1991 diikuti oleh 2.500 orang dengan menggunakan 50 unit bis, diberangkatkan dari Lapangan Parkir Timur Senayan.
Sejak saat itu PT Sido Muncul selalu menyelenggarakan Mudik Gratis bagi para pedagang jamu se-Jabotabek setiap tahunnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah peserta dan armadanya terus bertambah. Pada tahun 1995 (mudik gratis ke-5) jumlah peserta 10.000 dengan mengunakan 120 unit bus yang diberangkatkan dari Parkir Timur Senayan dengan 6 kota tujuan yaitu Cirebon, Tegal, Kuningan, Banjarnegara, Wonogiri dan Solo. Pada tahun 2010, ada penambahan kota tujuan yaitu Yogyakarta.
Kegiatan yang dilakukan PT SidoMuncul merupakan kegiatan mudik gratis terbesar yang dilakukan oleh pihak swasta. PT SidoMuncul juga merupakan pionir ”Mudik Gratis”. Dalam beberapa tahun terakhir kegiatan ini telah diikuti oleh beberapa perusahaan besar lain seperti perusahaan rokok, mie, minuman, dan lain-lain.
Pada tahun 2002, PT Sido Muncul mendapatkan penghargaan dari dua menteri sekaligus. Penghargaan dari Menteri Perhubungan RI, Agum Gumelar karena PT Sido Muncul telah memulangkan pemudik total peserta 126.500 orang (1991 – 2002). Sementara penghargaan dari Menakertrans Jacob Nuwawea, karena PT Sido Muncul dinilai telah cukup banyak membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah mudik lebaran. (DJO)

Selasa, 22 Juni 2010

UT Wisuda 2.533 Lulusan Program Diploma dan Sarjana



Bertekad Jadi Institusi PTTJJ Berkualitas Dunia

Jakarta: Sidang Terbuka Senat Universitas Terbuka (UT) yang dipimpin Rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, M. Ed, Ph.D, mewisuda 2.533 sarjana baru di Gedung UT Convention Center, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (22/6).
Wisuda hari ini sebagai kelanjutan wisuda sarjana baru Periode II Tahun 2010 pekan lalu, yang meluluskan 28.670 lulusan program diploma dan sarjana/pascasarjana.
Berkaitan acara wisuda tersebut, diselenggarakan juga seminar bertema “Peranan Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa” dan “Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik”.
Menurut Rektor UT Prof Ir Tian Belawati, MEd, PhD, Universitas Terbuka (UT) kembali mampu mempersembahkan peserta didik terbaiknya, yaitu para lulusan yang berkualifikasi akademik penuh dan berkompetensi memadai sehingga dapat berkarya secara profesional dalam bidangnya di masyarakat serta untuk membangun masyarakat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rektor mengajak para wisudawan UT untuk bersama-sama membangun komitmen untuk menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan komunitas masing-masing.
“Mengapa kita perlu terus menerus mengupayakan pembangunan karakter bangsa?” katanya.”Karena, karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang unik, yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI”.
Dalam konteks UT, lanjut Rektor Tian, pengejawantahan karakter tersebut telah dibingkai dalam visi “Pada Tahun 2021, UT menjadi Institusi PTTJJ Berkualitas Dunia” dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ.
Prof Tian mengatakan, dalam hal peningkatan kualitas layanan, penjaminan mutu telah menjadi agenda utama keseluruhan operasional. UT telah mendirikan Pusat Jaminan Kualitas UT untuk mengelola pengembangan berbagai pedoman penyelenggaraan UT, memonitor dan mengevaluasi penerapan pedoman yang telah dikembangkan, dan terus menerus merevisi guna memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat pada beberapa pedoman yang telah digunakan.
Sejalan dengan komitmen UT, berbagai sarana dan prasarana telah disempurnakan, yaitu melakukan renovasi gedung dan pembangunan gedung baru, dan fasilitas taman, baik di Kampus UT Pusat maupun di UPBJJ-UT.
“Demikian juga UT telah meningkatkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan secara konsisten UT juga terus melengkapi perangkat lunak, perangkat keras, serta SDM pendukungnya untuk menjamin terlaksananya pelayanan optimal secara profesional,” katanya.
Dikemukakan, untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter dan sebagi bagian dari komponen bangsa, UT telah mengembangkan langkah-langkah strategis, di antaranya meningkatkan kualitas proses belajar, kompetensi lulusan melalui kurikulum yang terintegrasi, pengembangan program baru yang dibutuhkan masyarakat, dan peningkatan proses belajar berbasis ICT.
“Harapan kami UT akan terus meningkatkan perannya dengan mengembangkan program S3 dan pendidikan berkelanjutan, juga secara konsisten melakukan perubahan-perubahan agar berperan aktif dalam pembangunan pada tingkat nasional, regional dan internasional,” kata Prof Tian. (DJO)

Rabu, 16 Juni 2010

Kuliah Umum Dirut Sido Muncul di Unand




Kepercayaan Internal, Kunci Keberhasilan Perusahaan

Caption: Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat didampingi Rektor Universitas Andalas (Unand) Musliar Kasim, memberikan kuliah umum kewirausahaan di hadapan sekitar 300 mahasiswa di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unand Limau Manis, belum lama ini (4/6).

PADANG – Sebuah perusahaan akan bisa maju apabila pemiliknya mampu menumbuhkan kepercayaan internal di antara para karyawannya. Jika karyawannya percaya bahwa mereka akan mendapatkan yang terbaik dari perusahaan, pastinya, mereka akan berbuat yang terbaik juga bagi perusahaannya.
Demikian antara lain disampaikan Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat, saat memberikan kuliah umum kewirausahaan di hadapan sekitar 300 mahasiswa Universitas Andalas (Unand), di Gedung Pusat kegiatan mahasiswa (PKM) di Limau Manis, Padang , beberapa waktu yang lalu (4/6).
Selain kepercayaan internal, kata Irwan Hidayat, beberapa hal lain yang mutlak diperlukan untuk kemajuan sebuah perusahaan adalah ketekunan, kreativitas, saling memahami diantara sesama karyawan dan rukun.
“Apabila kita rukun, tanah pun bila diolah akan menghasilkan emas. Demikian pula sebaliknya,” kata Irwan yang telah 40 tahun berkecimpung dalam dunia industri herbal ini.
Irwan yang kini berusia 63 tahun itu, berbagi pengalaman tentang kiat suksesnya berwirausaha kepada para mahasiswa Unand. Meski mewarisi perusahaan kecil dari neneknya, Ny. Rakhmat Sulistyo, berkat ketabahan dan ketekunannya, Irwan mampu membangun perusahaan Sido Muncul sebagai market leader dalam bidang industri herbal. Produknya yang terkenal antara lain, Kuku Bima Energi, Jamu Tolak Angin, Vitamin C1000 Sido Muncul, Este-Emje Ginseng dan permen jahe wangi.
“Awalnya saya sempat tertatih memajukan usaha ini. Selama 20 tahun, dari tahun 1970 – 1990, kami masih mencari apa sebetulnya produk yang dibutuhkan masyarakat. Kami sadar akan potensi tanaman Indonesia yang alami dan berlimpah, SidoMuncul menjadikannya asset, yang ke depannya akan makin memantapkan diri dalam memproduksi obat-obatan alam,” paparnya.
Sido Muncul, lanjut Irwan, akan bertransformasi menjadi industri farmasi. Seluruh proses produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP) berdasarkan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Benar ) – setara farmasi. Terlebih SidoMuncul merupakan perusahaan Jamu pertama di Indonesia yang meperoleh serifikat tersebut. Pastinya, seluruh produk SidoMuncul telah lulus uji toksisitas hingga uji khasiat sehingga terjamin quality Controlnya. Selain PT. SidoMuncul juga didukung dengan serangkaian fasilitas laboratorium lengkap dan peranan Research Development Departement,” urainya.
Sido Muncul kemudian menggaet sejumlah public figur untuk lebih meningkatkan image mereka di tengah masyarakat. Sejumlah artis ternama dan memiliki citra yang baik di Indonesia, diangkat sebagai bintang iklan mereka. Misalnya, Lula Kamal, Rieke Dyah Pitaloka, Mbah Marijan dan sebagainya. Terbukti, kiat yang dilakukan ini sangat mengena di hati masyarakat, sehingga nama Sido Muncul juga makin lekat di hati mereka.
Menurut Rektor Unand Musliar Kasim yang tampil sebagai moderator pada kesempatan itu, apa yang telah dilakukan Irwan memang patut ditiru.
“Setidaknya ada 5 pelajaran berharga yang bisa kita tarik dari Pak Irwan. Yakni, ketekunan dan kedipsilan, keuangan yang dikelola dengan benar akan membuat kita kaya, kreativitas yang selalu digali, kesalehan social (melalui program CSR/ corporate social responsibility) dan kerukunan antar semua orang yang terlibat dalamnya,” kata Musliar yang saat itu didampingi dua pembantu rektor, Werry Darta Taifur dan Novesar Jamarun.
Di akhir kegiatan, Rektor juga memberikan cenderamata kepada Sidomuncul, dan sebaliknya, Sidomuncul memberikan bingkisan serta buku untuk Unand. Para mahasiswa yang hadir juga bertambah gembira, karena ada doorprize berupa handphone untuk mereka. DJO

Perayaan Trisuci Waisak KASI di JITEC



Membangun Bangsa Harus Dimulai Dari Diri Sendiri

caption: Pengurus KASI, panitia berfoto bersama sejumlah pejabat pemerintah serta tokoh-tokoh lintas agama di Aula JITEC, Mangga Dua Square.

JAKARTA: Setelah melaksanakan puja bakti bersama umat Budha di Candi Mendut dan Candi Borobudur, 28 Mei 2010 yang lalu, Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) masih melaksanakan sejumlah acara, yaitu Perayaan Waisak Nasional 2554 B.E dengan tema: “Dengan Dharma Membangun Karakter Bangsa – Dharma Kebenaran, Kejujuran, Keadilan, Kebijaksanaan” di JITEC Mangga Dua Square Lt. 8, Jln. Gunung Sahari Raya No.1, Jakarta Utara, Minggu malam (13/6).
Acara yang dihadiri lebih dari 2.000 umat Buddha ini juga dihadiri sejumlah pejabat pemerintah serta tokoh-tokoh lintas agama. Panggung berhias indah dalam aula raksasa JITEC diisi dengan nyanyian pembukaan menyambut para tamu yang hadir.
Nyanyian pembukaan dilanjutkan dengan tambur selamat datang sebelum para hadirin bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan INDONESIA RAYA dilanjutkan dengan pembacaan doa “demi keselamatan bangsa” yang dipimpin oleh tiga bhikkhu sangha yang masing-masing mewakili aliran Mahayana, Theravada, dan Tantrayana.
Acara juga diisi dengan tarian-tarian dan nyanyian-nyanyian di antaranya adalah Tarian “Napak Tilas Kelahiran Pangeran Siddharta” dan Musik Dhammaghosa. Nyanyian dan tarian ini dipersembahkan oleh anak-anak dan remaja-remaja dari vihara-vihara di Jakarta.
Pada puncak acara, Sri Pannyavaro Mahathera menyampaikan Renungan Waisak tentang pencerahan sempurna yang bagi umat Buddha merupakan pencapaian yang melampaui segalanya. Sri menceritakan kelahiran dan hidup Pangeran Shiddharta, serta bagaimana Sang Pangeran melihat kesengsaraan dalam kemakmuran yang pada akhirnya membawanya ke kehidupan pertapaan untuk mencari cara menghilangkan kesengsaraan hidup.
“Sebagai manusia kita cenderung melihat kesengsaraan dalam kemiskinan dan penderitaan, tapi mengabaikan kenyataan bahwa dalam kemakmuran pun ada penderitaan,” kata Sri Pannyavaro Mahathera.
Bertolak dari tema Waisak tahun ini, dengan cerita kehidupan Sang Buddha, Sri Pannyavaro Mahathera berharap kita bisa merenungkan makna dari tema tersebut. Untuk menggunakan dharma membangun karakter bangsa, kita sebelumnya harus menggunakan dharma membangun karakter pribadi sendiri, sebagaimana Buddha Siddharta mencari jawaban untuk menghilangkan kesengsaraan dengan kekuatan sendiri.
“Hanya dengan kesadaran untuk membangun diri sendiri, kita baru bisa membangun Bangsa,” katanya..
Setelah selesai mendengarkan renungan Waisak oleh Sri Pannyavaro Mahathera, sebagaimana semua akhir acara Waisak, para umat yang hadir menyanyikan lagu “Malam Suci Waisak” bersama. Panitia kemudian memberikan cinderamata kepada tamu-tamu kehormatan serta foto bersama sebelum menutup acara Trisuci Waisak 2554/2010. (DJO)

Selasa, 15 Juni 2010

RIBUT Raih Gelar Sarjana Dari Daerah Transmigrasi




Kisah Perjuangan Tiada Henti Seorang Guru

caption: Ribut, S.Pd.

JAKARTA: Gemuruh tawa yang ditingkahi tepuk tangan para wisudawan/wisudawati sontak membahana memecah suasana siang nan sejuk di dalam gedung Serbaguna Universitas Terbuka (UT) di bilangan Pondok Cabe, Tangerang, Selasa siang (15/6). Dua ribuan wisudawan/wisudawati memenuhui tempat duduk sampai ke bagian balkon, mengenakan toga khas UT dengan wajah sumringah.
Itulah suasana hiruk-pikuk spontan tatkala panitia menyebut RIBUT –seorang guru SD di Jambi--maju ke panggung untuk diwisuda oleh rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, M.Ed, Ph.D. Ya, nama wisudawan itu RIBUT.
Meskipun begitu, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 44 tahun silam itu tak sedikit pun menyiratkan ketersinggungan. Bahkan dengan wajah berseri dia maju ke atas panggung, menerima ucapan selamat dari rektor UT dan jajaran pimpinan kampus, bersama para wisudawan lainnya.
Memang, ukuran kesuksesan yang mereka raih itu berbeda-beda, tetapi kekuatan tekad dalam mengubah nasibnya, keluarganya, selama 25 tahun menjadi pondasi kokoh pada sosok pribadi seorang RIBUT, yang kini meraih gelar sarjana pendidikan (S. Pd). Atas nama cita-cita luhur pula, transmigran yang berasal dari daerah Magelang, Jawa Tengah, mengucap syukur kepada Allah SWT.
Ribut mengenang, kedatangannya ke Jambi pada 1985 bersama transmigran lainnya hanya bermodalkan peralatan seadanya. "Padahal, kita hanya mendapat jatah lahan untuk diolah menjadi lahan pertanian. Sungguh perjuangan yang tidak ringan. Namun kami sabar dan tawakal, " tuturnya.
Transmigran satu ini mengaku tidak mau menyerah, karena perubahan nasib itu bukan dari orang lain tetapi dari diri sendiri dengan kerja keras. Hasilnya, ujar Ribut, setelah melewati jalan yang panjang masyarakat Rawajaya I Merangin, Jambi, dapat meraih kehidupan yang layak. Secara ekonomi bisa dikatakan cukup sehingga mampu mendidik anak-anaknya sebagai generasi penerus pada perguruan tinggi. Bahkan kini sarjana- sarjana telah lahir di ranah eks transmigrasi Rawajaya I Merangin, yang jarajknya lebih dari 150 km dari kota Jambi.
Ribut sudah mengabdi jadi kepala sekolah (SD 249 Rawajaya I, Kabupaten Merangin, Jambi) selama 10 tahun. Kini, sebagai mahasiswa yang telah lulus bibir Ribut nyaris tak henti mengucapkan terimakasih kepada Allah.
“Jadi apalah sebuah nama. Kini nama itu telah menjadi sarjana.Walaupun namanya Ribut, tetapi (mudah-mudahan) pemiliknya nggak suka (bikin) ribut, ha..ha..ha,” katanya tergelak disela-sela acara wisuda.
Nama ini pemberian orang tuanya. Dia sama sekali tidak merasa minder punya nama RIBUT, mesti tak jarang nama tersebut mengundang tawa orang yang mendengarnya, termasuk saat acara wisuda sarjana periode II Tahap II Tahun 2010 UT. Tawa membahana di gedung itu bagi RIBUT sebagai support positif terhadap dirinya.
Memang diakuinya, nama itu sempat membuatnya mider tatkala masih di SD dulu. Banyak teman yang mengejeknya. Namun setelah di SMP, perasaan minder mulai berkurang saat dirinya jadi juara kelas.
Ribut dilahirkan di Magelang, 4 Mei 1966. Bersama sang istri, Maksunah, bertekad mengubah nasib dengan bertransmigrasi ke Provinsi Jambi tahun 1985.
Dua tahun kemudian (1987), berbekal ijazah SPG Ribut diangkat sebagai PNS. Setelah bertahun-tahun mengajar di SD, dan dinilai berprestasi, tahun 2000 Ribut diangkat menjadi kepala sekolah, di Sekolah Dasar 249 Rawajaya I, Merangin, Jambi.
Dulu, setamat SPG di Magelang tahun 1984, semula Ribut ingin masuk PGSLP. Namun mengingat ketiadaan biaya dan bertepatan dengan kesempatan yang bagus, yakni bertransmigrasi, dia putuskan ke Jambi mengadu nasib di sana.
Untuk menamatkan SPG-nya saja anak ketiga dari empat bersaudara anak pasangan Ranudikoro (almarhum) dan Dasiyah, harus membantung tulang, dari mulai menambang pasir, menjadi buruh tani, menjaga kambing milik tetangga (bagi hasil) dan pekerjaan serabutan lainnya.
Sebelum pada posisinya saat ini, Ribut melewati berbagai rintangan sejak di tanah Jawa hingga ke rantau. Namun hal itu tidak dihiraukannya. Dia fokus pada tujuan, komitmen untuk maju.
“Setelah ini saya berkeinginan melanjutkan kuliah ke jenjang pascasarjana, insya Allah,” cetus ayah dari dua anak ini antusias.
Hal itu sesuai dengan prinsip hidupnya, yaitu menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Artinya, menuntut ilmu itu tidak ada batas usia.
Anak pertamanya, Suswati, Desember 2010 mendatang diwisuda sebagai sarjana pendidikan di sebuah perguruan tinggi di Jambi. Anak kedua, Edy Suharto masih duduk di SMA kelas 3.
Setelah wisuda ini, sebelum kembali ke Jambi, Ribut berniat menjenguk ibunya yang tinggal di rumah adik perempuannya di Magelang. DJO

Jumat, 11 Juni 2010

Kuku Bima Energi Kembali Raih WOMM Award



caption: Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul, diapit oleh stafnya seusai menerima penghargaan WOMM di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (9/6)

SETELAH pada tahun sebelumnya meraih penghargaan Word of Mouth Marketing (WOMM) Award 2009, tahun ini minuman energi Kuku Bima Energi produk Sido Muncul kembali meraih penghargaan yang sama untuk kategori “Minuman Energi Serbuk”.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Octovate Consulting Group kepada Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Sido Muncul dalam suatu acara meriah di Shangri-La Hotel Jakarta, Rabu (9/6).
The Word of Mouth Marketing (WOMM) Award adalah suatu program penghargaan tahunan yang secara rutin diberikan Majalah Swa Sembada bersama Swanetwork bekerja sama dengan Octovate Consulting Group – Octo Brand sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan yang produknya paling sering dibicarakan.
WOMM bukan sekedar pemasaran dari mulut kemulut, tetapi sebuah konsep marketing yang mencakup tiga hal yaitu : Do The Talking, Do The Promotion dan Do The Selling. WOMM bukan hanya membuat sebuah brand dibicarakan saja, tetapi bagaimana menjalankan strategi tersebut.
Menurut Octo Brand yang mengulasnya bersama Majalah SWA, WOMM diyakini sangat relevan dengan kondisi bisnis di Indonesia seperti sekarang, dimana orang tidak harus mengeluarkan bujet yang besar untuk memperkenalkan produknya. Namun bukan berarti bahwa merek yang sukses lewat model pemasaran tidak memerlukan Above The Line.
Above The Line (ABL) tetap diperlukan untuk mendukung eksistensi merek.
Dengan diterimanya WOMM Award 2010, menambah jumlah penghargaan bagi produk-produk Sido Muncul. Sebagai perusahaan jamu dan farmasi, PT Sido Muncul secara tiga tahun berturut-turut sejak 2007 juga telah mendapatkan penghargaan Marketing Award, karena perusahaan dinilai berhasil menjalankan strategi pemasaran yang komprehensif dalam menjalankan bisnisnya, yang membuat perusahaan meraih keunggulan jangka panjang.
”Diterimanya berbagai penghargaan untuk produk-produk kami, khususnya Kuku Bima Energi, merupakan satu kehormatan bagi kami. Tentunya penghargaan ini diterima karena masyarakat percaya terhadap produk-produk kami. Ini akan menjadi tolak ukur bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas produk-produk kami,” ujar Irwan Hidayat.
Sebagai produsen Kuku Bima Energi dan Tolak Angin, PT Sido Muncul terus melakukan inovasi produk dan aktifitas lain yang mendukung upaya tersebut. DJO

Rabu, 09 Juni 2010

Forum Rektor Usung Lima Nama Calon Pimpinan KPK




caption: Suharyadi, Anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia

FORUM Rektor Indonesia (FRI) menetapkan lima nama dari kalangan akademisi yang dinilai layak dicalonkan sebagai pimpinan KPK. Kelima nama tersebut masing-masing Busyro Muqoddas (Ketua Komisi Yudisial/KY), Mahfud MD (Ketua Mahkamah Konstitusi/MK), Jimly Asshiddiqie (Anggota Watimpres), Hikmahanto Juwana (Guru Besar Fakultas Hukum UI) dan Pakar Hukum Tata, dan Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Saldi Isra.
Mereka dinilai mampu karena memiliki track record, integritas bersih, pengalaman, dan keberanian, untuk diajukan sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka dianggap memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam pemberantasan korupsi.
“Kami dari Forum Rektor Indonesia sudah sepakat menetapkan lima nama itu. Pertimbanganya, karena mereka dipandang cukup mampu dan layak untuk dicalonkan,” kata Anggota Dewan Petimbangan FRI, Suharyadi di Jakarta harini.
Menurut Ketua Umum APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia) ini, Mahfud dinilai sebagai sosok yang memiliki track record dan integritas bersih, berpengalaman sebagai pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, memiliki keberanian, dan punya latar belakang akademisi di bidang hukum yang sangat kuat.
"Ini yang telah disepakati dalam pertemuan Forum Rektor Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, pada Selasa (8/6) kemarin, bersama sejumlah rektor yang lain," ujarnya.
Menurut Suharyadi, dengan berbagai kriteria dan alasan itu, figur Mahfud dinilai mampu memimpin KPK yang benar-benar membutuhkan figur yang berani dan tegas dalam menindak koruptor, serta mempunyai jiwa yang mengakar dalam memberantas korupsi.
"Ini yang dibutuhkan institusi KPK. Kalau dalam konteks kepemimpinan bangsa, saya pikir jika Pak Mahfud jadi Ketua KPK, banyak yang bisa menggantikan Pak Mahfud untuk menjadi Ketua MK. Ketua KPK lebih sulit dicari ketimbang Ketua MK, karena budaya korupsi sudah sedemikian mengakar pada bangsa ini di segala lini," katanya.
Apalagi, tambah Rektor Universitas Mercu Buana (UMB)ini, Mahfud MD sudah teruji dengan posisi jabatan yang ada saat ini. Sebagai Ketua MK, ia berpeluang melakukan korupsi namun ia tetap mampu mengemban amanah untuk tidak melakukan korupsi.
"Banyak orang teriak-teriak ganyang korupsi, namun dia tidak pernah teruji untuk menduduki jabatan yang berpotensi melakukan korupsi. Ada juga yang tidak konsisten ketika menjabat. Menurut saya, Pak Mahfud sudah teruji dalam hal ini, bahkan dia berani membuka rekaman percakapan Anggodo beberapa waktu lalu," katanya.
Lebih lanjut Suharyadi menjelaskan, dalam pertemuan itu, FRI membahas tiga agenda. Pertama, menyangkut surat permintaan pansel KPK yang meminta FRI agar mengirimkan nama-nama dari kalangan akademisi sebagai calon pimpinan KPK. Kedua, soal usulan pemberian uang aspirasi sebesar Rp 15 miliar kepada masing-masing anggota dewan. Terakhir, soal reformasi birokrasi. “Tiga poin itu yang di bahas oleh FRI,” kata Suharyadi.
Sebelumnya, Ketua Pansel KPK Patrialis Akbar meminta Forum Rektor Indonesia untuk memberikan nama-nama yang kompeten agar mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK. Langkah ini sebagai upaya jemput bola untuk merangkul akademisi yang dinilai relatif lebih bersih.
Menurut Patrialis, para akademisi yang diundang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia yang sudah terakreditasi A. Upaya ini, menurutnya, merupakan langkah konkret untuk mencari calon-calon pimpinan KPK yang mumpuni dan berintegritas tinggi.
“Saya berharap, orang-orang baik mendaftar, mengikuti seleksi. Orang baik harus muncul, jangan di balik selimut terus,” katanya.
Panitia Seleksi KPK mencatat,sebanyak 355 orang telah mendatangi sekretariat Pansel. Sebagian besar dari mereka hanya menanyakan informasi seleksi calon pimpinan KPK dan hanya sebagian kecil yang menyerahkan berkas pendaftaran. Selain kalangan advokat, sejumlah tokoh yang sudah mendaftar antara lain Mayjen (Purn) Kivlan Zein dan mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen (Purn) Weni Warouw. Rencananya, pendaftaran akan dibuka hingga 14 Juni 2010.
Panitia seleksi sendiri akan mencari dua calon pimpinan KPK. Kedua calon itu nantinya akan dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diteruskan ke DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Setelah itu, DPR akan memilih satu orang untuk dilantik menjadi pimpinan KPK. DJO

Kamis, 06 Mei 2010

UT Canangkan Kampus "Go Green"



Civitas Academika UT Harus Jadi
Pelopor Pelestarian Lingkungan

Keterangan foto: Rektor UT Prof Ir Tian Belawati, MEd, PhD saat peresmian gedung baru UT itu di Pondok Cabe, Tangsel.

KEPEDULIAN terhadap penyelamatan lingkungan hidup kini menjadi komitmen pengelola Universitas Terbuka (UT). Perguruan tinggi milik pemerintah yang melaksanakan pendidikan tinggi jarak jauh tersebut mencanangkan "UT Go Green" di tahun ini.
Dalam peresmian pendayagunaan sarana dan prasarana belajar di kampus UT pusat dan daerah yang dipusatkan di Pondok Cabe, Tangerang, Rabu (5/5), Rektor UT Prof Ir Tian Belawati, MEd, Ph D mengatakan, UT akan mengajak seluruh pegawai dan mahasiswa berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pelestarian dan penyelamatan lingkungan.
Selain itu, kata Tian, UT juga akan mengembangkan sistem pengelolaan perkantoran yang mengacu pada prinsip pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Pegawai UT harus menjadi pelopor dalam memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien. Ini juga sebagai komitmen UT menjadi kampus berkelas dunia yang berkualitas, yang salah satunya dilihat dari perannya dalam penyelamatan lingkungan," ujar Tian.
Indikator dan parameter "UT Go Green" ini dalam penerapannya meliputi penghematan penggunaan listrik, kertas, dan alat tulis lainnya, serta penghematan penggunaan air. Selain itu, penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja, dan memaksimalkan ruang terbuka hijau dan berestetika.
UT kini memiliki tiga gedung baru di Kantor Pusat UT di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, dan delapan gedung baru sebagai Unit Pembelajaran Jarak Jauh (UPBJJ-UT).
Gedung baru itu secara keseluruhan, termasuk pengisian perlengkapan kerja menelan biaya lebih dari Rp 127 miliar. Dana sebesar itu berasal dari dana penerimaan negara bukan pajak UT (PNBP UT).
Tiga gedung baru di kantor pusat diperuntukkan untuk Gedung Layanan Pustaka, Wisma II dan Gedung Perlengkapan, sedangkan delapan kantor UPBJJ-UT ada di Banda Aceh, Pekanbaru, Palembang, Semarang, Malang, Palangkaraya, Banjarmasin dan Ternate.

Acara peresmian 11 gedung baru itu dilakukan oleh Wamendiknas RI Fasli Jalal,
dihadiri antara lain Wakil Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, dan dua mantan Rektor UT, Setyadi dan Atwi Suparman.
Menurut Tian, peresmian gedung baru UT itu adalah salah satu langkah penting UT dalam proses peningkatan kualitas dan daya jangkau program melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan layanan bagi masyarakat luas.
Menurut Prof Tian, pada tahun anggaran 2009, UT juga telah melakukan peningkatan fasilitas kerja di UPBJJ-UT Jambi, Pontianak, Bogor, Yogyakarta dan Surabaya.
Luas lahan keseluruhan di UT pusat mencapai 156.328 m2, sedangkan luas lahan di 37 UPBJJ-UT di seluruh Indonesia mencapai 96.587 m2. Dari lahan seluas 96.587 m2 tersebut, 16.385 m2 di antaranya merupakan lahan pinjanam dari pemerintah
daerah dan perguruan tinggi setempat. UT berharap di akhir tahun 2012 seluruh kantor UPBJJ-UT sudah berdiri di atas lahan milik sendiri.
Pengabdian Masyarakat
Menurut Tian, UT juga telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (Abdimas), dan sesuai rencana strategis UT tahun 2005-2020, UT sudah bisa melaksanakan kegiatan Abdimas dalam skala lokal maupun nasional.
Dalam skala lokal, katanya, kegiatan Abdimas dilakukan di sekitar kantor atau di sekitar tempat tinggal dosen UT. Tahun 2010, katanya, UT telah merancang kegiatan Abdimas untuk masyarakat di Kota Tangerang Selatan, khususnya di daerah Kelurahan Pondok Cabe Ilir Udik.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka mendukung program utama Pemerintah Tangerang Selatan, yaitu Gerakan Serentak Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Program tersebut dijabarkan menjadi empat program yang meliputi penghijauan, pengelolaan sampah rumah tangga, kesehatan dan pendidikan.
Sedangkan pada skala nasional, UT berperan aktif dalam program pemberantasan buta aksara (PBA). Dari tahun 2006 hingga tahun 2009, UT telah memelekaksarakan sebanyak 32.822 warga belajar yang tersebar di 15 provinsi dan di lebih dari 40 kota/kabupaten yang melibatkan 19 UPBJJ-UT dan 6.564 mahasiswa UT.DJO

Kamis, 15 April 2010

Siap Selenggarakan Haji Reguler




Keterangan foto: Ketua Umum AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia), Fuad Hasan Masyhur (tengah berkemeja putih) menyatakan mendukung rencana penambahan kuota haji Indonesia tahun 2010 menjadi 235.000 jamaah dari 210.00 jamaah. Bahkan dia menyatakan kesiapannya menyelenggarakan haji reguler (yakni pelayanan setingkat ONH Plus, ongkos biasa), yang akan ditangani badan usaha yang dibentuk biro haji dari keanggotaan AMPHURI, yaitu Maharani (Masyarakat Haji dan Umrah Nasional Indonesia). Hingga saat ini, sudah 58 biro haji yang siap melebur menjadi satu badan usaha.

AMPHURI Dukung Penambahan Kuota Haji 2010


Merespon rencana Menteri Agama RI, Suryadharman Ali yang akan menambah kuota haji tahun 2010 ini, Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (AMPHURI), Fuad Hasan Masyhur menyatakan dukungannya secara penuh, karena antrian calon jamaah haji sedemikian besar.

Menurut dia, daftar tunggu untuk calon jamaah haji reguler sampai lima hingga tujuh tahun. Sedangkan daftar tunggu calon jamaah haji khusus (dulu ONH Plus) sampai sekarang tercatat 73.000, atau sekitar 3 tahun sampai empat tahun.

“Daftar tunggu ini sudah terlalu panjang dan lama. AMPHURI siap membantu pemerintah menangani haji. Pada musim haji 2010 ( 1431 H) kami, pihak swasta siap menyelenggarakan pemberangkat haji sebagaimana dilakukan pemerintah dengan sistem regular,’’ kata Fuad Hasan Masyhur kepada wartawan kantor Sekretariat AMPHURI dan santunan anak yatim piatu di Jalan Cipinang Cem­pedak I/45, Jakarta Timur, Senin sore (12/4).
Menurut Fuad Hasan Masyhur, kegiatan memberangkatkan jamaah calon haji biasa --sebagaimana dilakukan pemerintah (Departemen Agama)—akan ditangani oleh unit usaha AMPHURI. Program pengelolaan haji "swasta" ini nantinya akan ditangani badan usaha yang dibentuk biro haji dari keanggotaan Amphuri, yaitu Maharani (Masyarakat Haji dan Umrah Nasional Indonesia). Hingga saat ini, sudah 58 biro haji yang siap melebur menjadi satu badan usaha.
Fuad Hasan Masyhur berani menjamin pelayanan jamaah melalui badan usaha ini akan lebih baik dengan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) yang sama dengan seluruh jamaah reguler. Termasuk mendapatkan penginapan di ring satu dari Masjid Haram di Mekah maupun Masjid Nabawi di Medinah.
Pengelolaan haji "swasta" ini juga akan melibatkan pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia . Herry mengatakan pemerintah kota (pemkot) akan mendukung rencana tersebut termasuk memfasilitasi untuk pelaksanaan ibadah haji di tahun mendatang.

Menjawab pertanyaan, Fuad Hasan Masyhur menyatakan kalau sudah dilibatkan menyelenggarakan haji regular, untuk tahap awal ini Maharani bisa memberangkatkan jamaah calon hanya sebanyak 30.000 sampai 35.000 jamaah calon haji. Lamanya perjalanan antara 30 sampai 35 hari.

"Secara gradual (bertahap) Maharani, insyaallah pada tahap awal kami memberangkatkan sebanyak 30.000 sampai 35.000 jamaah calon haji", papar pengusaha biro perjalanan haji kelahiran Makassar ini. Bila dalam 5 tahun berjalan dengan lancar jumlah itu sangat mungkin akan bertambah.
Didampingi pengurus AMPHURI lainnya seperti Wakil Ketua Umum, Sugeng Wuryanto; Bendahara Umum, Endang Respaty ; Azrul Aziz Taba (Ketua Dewan Kehormatan), dan Sekretaris Umum (Artha Hanif), Fuad juga menjelaskan program AMPHURI ini dengan tarif sebagaimana tarif yang ditetapkan oleh pemerintah, melalui Surat Keputusan Presiden.. Tidak ada perbedaan. Kalaupun berbeda, mereka tidak tinggal di pemondokan sebagaimana lazimnya jamaah haji regular melainkan di hotel hotel yang berjarak sekitar 300 meter dari Masjidil Haram selama di Makkah. "Mereka akan kami tempatkan di hotel hotel dengan pelayanan dan fasilitas yang sama dengan jamaah haji reguler, misalnya tentang transport dan sebagainya," janji Fuad. “Hanya saja kalau jamaah reguler mendapatkan biaya hidup (living cost) selama di tanah suci., jamaah haji yang ditangani Maharani tidak mendapatkannya. Mereka yang mengikuti program kami ini tidak mendapatkan living cost. Hanya itu bedanya," kata Fuad Hasan Masyhur.

Berdasarkan data Depag, saat ini pemerintah masih menangani sekitar 92 persen jamaah haji reguler. Hanya sekitar delapan persen saja yang diserahkan ke pihak swasta.Musim haji tahun 2008, pemerintah menambah kuota Penyelengara Ibadah Haji Khusus (PIHK) sebanyak tiga ribu. Dengan penambahan kuota baru, jamaah haji yang ditangani PIHK naik menjadi 19 ribu dari sebelumnya 16 ribu. Namun pada musim haji tahun 2009, kuota PIHK kembali ke posisi semula yakni 16 ribu. Kuota ditambah, karena pemerintah kewalahan menangani pemondokan jamaah reguler. DJO

Kamis, 11 Februari 2010

HIMPUH Adakan Muker I



Beberapa Negara Pelajari Sistem Penyelenggaraan Haji Indonesia



Teks foto: Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Slamet Riyanto (dua dari kanan) menjelaskan hasil evaluasi penyelenggaraan haji 2009.

SISTEM penyelenggaraan haji Indonesia banyak diminati beberapa negara lain untuk dipelajari. Negara-negara seperti Iran, Nigeria dan Thailand sudah mengajukan minatnya untuk belajar bagaimana menyelenggarakan ibadah haji.
Bahkan mufti Rusia secara khusus minta dikirim pembimbing-pembimbing haji dari Indonesia.
``Kita sanggupi dan akan kita kirim sejumlah orang untuk melatih bimbingan haji di Rusia. Ada dua kota yang menjadi tujuan di sana, yaitu Kazakhstan dan Moskow,`` papar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Slamet Riyanto pada Evaluasi Haji di Jakarta.
Menurut dia, negara-negara itu tampaknya mengamati betul sistem penyelenggaraan haji yang kita terapkan. Memang sistem kloter itu sangat efektif.
“Pada sistem kloter itu ada pembimbing ibadah hajinya, juga terdapat dokter dan perawat sebagai layanan kesehatan. Belum lagi ke bawahnya ada regu dan sebagainya,``tambah Slamet.
Sebelumnya, Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan musim haji tahun 2010 jumlah dana setortan awal jamaah naik. dari semula Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta. Demikian pula untuk haji khusus, dari semula setoran awalnya 3000 dolar menjadi 4000 dolar AS.
``Namun bagi jamaah yang sudah menyetor dengan setoran awal 20 juta, tidak perlu menambah lagi. Ini berlaku untuk yang terhitung tahun 2010 ini,`` tandas Menag.

Muker I HIMPUH
Sementara itu, Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (
AMPHURI) kubu Baluki Ahmad mengubah nama menjadi HIMPUH (Himpunan Penyelenggarara Umrah dan Haji).
"Kami sepakat mengubah nama, yang penting kondisi organisasi berjalan baik," kata Ketua Umum HIMPUH, Baluki Ahmad di sela-sela Musyawarah Kerja ke-1 HIMPUH di Jakarta, Kamis (11/2).
Meskipun pembukaan muker I itu tidak dihadiri Menag Surya Dharma Ali maupun Dirjen PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah), Slamet Riyanto,
muker yang diikuti oleh 213 PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) tersebut berlangsung khidmat dab lancar.
AMPHURI adalah organisasi PIHK yang dulu popular dengan sebutan “ONH Plus” yang didirikan 15 Oktober 2006, sebagai wadah tunggal dari tiga organisasi PIHK, yaitu AMPUH (Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Haji), AMPPUH (Asosiasi Muslim Penyelenggara Perjalanan Umrah dan Haji) dan SEPUH (Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji).
Menteri Agama saat dijabat Muhammad Maftuh Basyuni meminta ketiga organisasi tersebut melebur menjadi satu.
Para pengusaha travel haji plus sepakat membentuk AMPHURI. Namun muncul perpecahan. Ada yang dipimpin Baluki Ahmad, dan satu lagi dipimpin Fuad Hassan Masyhur.
"Apalah arti sebuah nama, yang penting anggota tidak ada yang berpindah," kata Baluki Ahmad.
Untuk pengesahan secara organisasi, katanya, acara musyawarah kerja pun berubah menjadi musyawarah luar biasa.
"Kami semua sepakat Mukernas ini menjadi Musyawarah Luar Biasa untuk merubah AMPHURI menjadi HIMPUH," ujar Baluki.
Dia juga mengusulkan agar pemerintah menambah kuota jemaah haji khusus, dan mengumumkan tambahan itu secara lebih awal.
"Tidak seperti tahun lalu ada tambahan tapi sudah diakhir. Kami sudah berada disana (Arab Saudi). Sehingga tambahan kuota 3.000 untuk jemaah khusus masih tersisa karena hanya terpakai 1.700 orang. Kalau dari sekarang dikasih tambahan 40.000 juga habis," kata Baluki. DJO

Rabu, 10 Februari 2010

Jangan Gentar Melawan Produk China

Irwan Hidayat: Saya Yakin Tak Akan Kalah Dari Obat Herbal China



Teks foto: Dirut Sido Muncul, Irwan Hidayat (tengah mengangkat sample produk Kuku Bima EnerG yang meraih penghargaan sebagai merek produk unggulan Top Brand Award 2010)didampingi para stafnya dan bintang iklan Kuku Bima Energi, Donny Kesuma.

HARUS diakui memang China sudah menjadi negara eksportir terbesar di dunia. Banyak diantara pengusaha dan pelaku bisnis di Indonesia pontang-panting, terbirit-birit, bahkan seperti lari tunggang-langgang menghadapi serbuan produk China itu.
Ketika pemerintah mencoba membendung produk China dengan mengeluarkan regulasi penghambat masuknya barang China saja para pengusaha sudah kelabakan menghadapinya, apalagi kalau semua hambatan tarif sudah dihapuskan. Ibaratnya gentar sebelum berperang.
Menurut seorang pelaku bisnis, Irwan Hidayat, sebenarnya ada Strategi khusus untuk menghadapi serbuan produk-produk China.
Dia menyarankan, industri nasional sebaiknya memproduksi produk-produk dengan mutu medium (menengah) dan high end (berkualitas) dalam menghadapi kompetisi dengan produk-produk China.
”China itu jaraknya 7.000-an km dari sini, tapi lha kenapa barang-barangnya ngalahin kita? Ini kan aneh. Lalu bagaimana menyikapinya? Pengusaha Indonesia jangan hanya mengeluh saja,’’ kata Irwan.
Irwan Hidayat yang juga Dirut PT Sido Muncul, memaparkan, sebenarnya bukan hanya Indonesia yang kesulitan, banyak negara di dunia masih akan kesulitan untuk bersaing dengan produk-produk China yang sangat murah.
Menurut dia, pemerintah juga mesti memperhatikan lebih serius dengan menyederhanakan brokrasi pendaftaran produk lokal. Pemerintah juga harus mengawasi pasar. Jangan sampai pasar domestik dibanjiri produk impor illegal.
Regulasi pemerintah harus proporsional dengan kebijakan perlindungan produk dalam negeri. Misalnya melalui pendaftaran mahal bagi produk LN. Soalnya, tutur Irwan, banyak produk (obat/jamu) China yang ketika didaftarkan ke Badan POM RI dengan kualitas A, tetapi yang beredar di pasar produk tersebut ternyata berkualitas A minus.
“Ini kan bisa membunuh produk dalam negeri. Hal itu diperparah oleh sikap mental konsumen kita yang lebih percaya produk luar negeri, China. Padahal kualitasnya belum tentu lebih bagus dari produk dalam negeri,” ujar Irwan lagi.
Kalau China memasang tariff pendaftaran produk Indonesia di China sebesar 6.000 dolar AS, maka pemerintah Indonesia juga mesti memasang tariff yang sama terhadap produk China di Indonesia.
“Kalau ada produk China harganya murah, logikanya produk kita sendiri lebih murah. Kalau tidak berarti ada yang salah dalam produksi kita. Maka kita harus belajar efisiensi,” katanya.
Meski demikian, kita juga bisa belajar banyak dari China. Misalnya,
produktivitas tenaga kerja China sangat tinggi. Mereka bekerja 12 jam sehari dan hari kerja mereka tidak mengenal hari libur. Hanya saja, dari sisi upah buruh sebenarnya rata-rata sama dengan upah buruh di Indonesia.
“Kita masih kalah di sisi waktu perizinan, birokrasi, dan produktivitas,” katanya.
Untuk itu, pemerintah mesti bisa mengimbangi China terutama dalam perizinan investasi, stabilitas politik maupun kemudahan birokrasi. Karena poin-poin inilah yang sebenarnya ditunggu oleh kalangan investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Top Brand 2010
Untuk kali kesekian Kuku Bima TL, Kuku Bima Energi dan Tolak Angin meraih penghargaan sebagai merek produk unggulan. Kedua produk andalan PT Sido Muncul itu meraih Top Brand Award 2010, masing-masing untuk katagori ‘Vitality Enhancer for Men’; Energy Drink Powder’ dan ‘herbal medicine against cold’.
Terpilihnya Kuku Bima TL, Kuku Bima Energi dan Tolak Angin sebagai Top Brand 2010 didasarkan atas hasil riset yang dilakukan Frontier Consulting Group (FCG) di sejumlah kota besar dengan melibatkan ribuan responden.
’’Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen,’’ kata Chairman FCG Handi Irawan saat menyerahkan penghargaan itu di Jakarta, Senin malam (8/2).
Dirut PT Sido Muncul Irwan Hidayat menyatakan, akan terus melakukan inovasi maupun aktivitas lain yang mendukung agar produk-produknya makin berkualitas dan lekat di hati konsumen.
Namun di tengah popularitas produk ini, ada pihak yang melakukan penipuan berkedok Undian Berhadiah dari Kuku Bima Energi. Sido Muncul tidak pernah dan tidak akan mengadakan undian berhadiah, karena peraturan pemerintah (Badan POM) tidak memperbolehkannya.
Irwan menghimbau agar masyarakat berhati-hati dan jangan tergiur SMS atau surat pemberitahuan sebagai pemenang undian. DJO

Kamis, 28 Januari 2010

Sido Muncul Bangun SD Tahan Gempa Di Padang



KUKU BIMA SUMBANG KORBAN GEMPA Rp 1,7 MILIAR LEBIH


Teks foto: Direktur Marketing PT Sido Muncul, Kris Irawan berjabat tangan dengan Walikota Padang, Fauzi Bahar, seusai perletakan batu pertama pembanguna gedung SDN 30 Lubuk Lintah, Padang.

PRODUSEN minuman suplemen Kuku Bima Energi, PT Sido Muncul membantu pembangunan gedung SDN (Sekolah Dasar Negeri) 30 Cubadak AIA, Lubuk Lintah, Kuranji, Padang.
Pembangunan SDN 30 Kuranji, Padang, dimulai perletakan batu pertama yang dilakukan Walikota Padang Drs. H. Fausi Bahar, Msi dan Direktur Marketing PT. Sido Muncul, Kris Irawan langsung di lokasi SDN 30 Kuranji, Padang, Sabtu (23/1) pekan lalu.
Perletakan batu pertama pembangunan gedung SDN itu merupakan realisasi bantuan PT. Sido Muncul untuk pemulihan gempa Padang tahap selanjutnya (lanjutan tahun lalu).
Gempa Padang dan sekitarnya yang terjadi pada tanggal 30 September tahun lalu telah menelan ribuan korban tewas dan luka-luka juga memporak porandakan beberapa bangunan penting lainnya, diantaranya SDN 30 Lubuk Lintah, Kuranji, Padang.
PT. Sido Muncul dan rekanannya pada 6 Oktober 2009 tahun lalu memberikan sumbangan kepada para korban gempa Padang senilai Rp 1,7 miliar lebih yang diberikan secara bertahap.
Direktur Utama PT. Sido Muncul Irwan Hidayat didampingi ikon produk unggulan Kuku Bima Energi Donny Kesuma dan artis Nina Tamam saat itu langsung meninjau lokasi dan memberikan bantuan uang tunai, pakaian, obat-obatan, alat-alat kesehatan dan produk-produk Sido Muncul secara langsung kepada korban gempa dan juga melalui beberapa lembaga terkait, antara lain melalui Yayasan Dian Desa, RS. Yos Sudarso, Dompet Dhuafa Singgalang, Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Yayasan Himpunan Tjinta Teman (HTT), Paroki Padang, Kodya Padang, Kabupaten Padang dan Pariaman dengan disaksikan Gamawan Fauzi, Gubernur Padang saat itu.
Prosesi peletakan batu pertama tanda akan dimulainya pembangunan SDN 30 Kuranji Padang ini selain akan dipresentasikan mengenai design bangunan dan rencana pembangunan SD, juga akan diramaikan ikon Permen Tolak Angin Mei Chan.
Sedangkan batu untuk peletakan pertama diambil dari pabrik PT. Sido Muncul, Jalan Soekarno Hatta km 28, Kec. Bergas, Klepu, Semarang, Jawa Tengah. Dengan harapan agar selalu terjadi ikatan yang baik antara PT. Sido Muncul dan SDN 30 Kuranji, Padang. Adapun bangunan untuk SDN 30 Kuranji Padang ini, dirancang untuk bangunan tahan gempa.
Direktur Utama PT. Sido Muncul, Irwan Hidayat di tempat terpisah menyatakan, “Bantuan pembanguan SDN 30 Kuranji Padang yang akan dibangun dengan bangunan fisik sekitar 500 m² dengan menempati areal seluas 1.910 m² ini semoga bisa dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar dengan nyaman dan semoga di Padang tidak akan terjadi gempa lagi”.
Sementara Direktur Marketing PT. Sido Muncul Kris Irawan berpesan, semua warga harus selalu waspada terhadap musibah atau segala sesuatu yang terjadi.
“Gempa yang lalu biarlah berlalu, kita harus segera berbenah dengan semangat baru untuk selalu maju,’’ katanya.
PT. Sido Muncul yang dikenal sebagai perusahaan yang inovatif, pada tahun 2010 akan segera mengeluarkan beberapa produk baru antara lain Sari Jamu, Susu Sereal (Sureal) dll. Sampai saat ini Kuku Bima Energi dan Tolak Angin yang merupakan produk unggulan PT. Sido Muncul merupakan market leader untuk minuman energi maupun untuk kategori obat masuk angin. Terbukti dengan seringnya mendapatkan penghargaan untuk produk-produk tersebut baik penghargaan IBBA, ICSA maupun Top Brand. Produk-produk PT. Sido Muncul telah menyebar di Indonesia melalui beberapa perwakilan, distributor dan agen, juga dieksport ke Singapura, Malaysia, Brunei, Philipina, Afrika dan Timur Tengah. (DJO)