Senin, 02 November 2009

Dongkrak Hasil Panen 40 Persen



Pupuk Limbah Jamu Berpotensi Cerah

Teks foto: Dirut Sido Muncul, Irwan Hidayat (paling kiri) menyerahkan bantuan pompa air kepada para petani yang diterima secara simbolis oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Cirebon, Riyanto Adiputro ( dua dari kiri). Irwan juga memebrikan bantuan pupuk kepada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Astanalanggar, Cirebon.

Cirebon: Para petani bawang merah yang terhimpun dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Astanalanggar, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memanfaatkan limbah jamu Sido Muncul untuk dijadikan pupuk bio organik di lahan holtikultura mereka.
Pupuk tersebut menurut para petani bisa menghemat biaya produksi hampir 50 persen, dan produktivitas panen meningkat 40 persen.
Menurut para petani, pupuk bio organik yang sudah berbentuk cair tersebut telah diujicobakan di 15 hektare tanaman bawang merah, bahkan sudah melakukan panen raya perdana yang melibatkan sedikitnya 1.000 petani dan buruh tani di Losari.
Kelompok petani bawang merah di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur tersebut merupakan salah satu kelompok percontohan yang digagas PT. Sido Muncul dan PT. Nutrend Internasional dalam mengembangkan penggunakan pupuk bio organik Herbafarm berupa hasil pengolahan limbah produksi jamu PT. Sido Muncul.
Menurut Ketua Gapoktan Losari, Warsa, dengan menggunakan pupuk tersebut, para petani bisa menekan biaya produksi sampai dengan 50 persen. Di samping itu, hasil produksinya juga meningkat 40 persen. Lahan satu hektar yang biasanya hanya menghasilkan 25 ton bawang, setelah pake pupuk Herbafarm, panennya naik 40 persen.
“Pukuk jenis ini sangat prospektif untuk dikembangkan pada lahan pertanian di wilayah Kabupaten Cirebon, khsusunya petani bawang dan tanaman holtikultura lainnya, seperti petani padi, bawang atau kacang panjang,” kata Warsa.
Wiraatmaji, perwakilan petani dari Subang menambahkan, dengan menggunakan pupuk bio organik Herbafarm, hasil produksi para petani bawang merah yang berada di kelompoknya mengalami peningkatan yang cukup besar.
“Biasanya, jika menggunakan pupuk biasa (kimia) dalam satu hektare hanya menghasilkan sekitar 4 ton bawang merah. Namun setelah memanfaatkan jenis pupuk dari limbah jamu itu bisa menghasilkan 6 sampai 7 ton bawang merah,” katanya.
Direktur Utama PT. Sido Muncul, Irwan Hidaya mengatakan, selain di Kabupaten Cirebon, pupuk bio organik tersebut sudah digunakan pula oleh para petani di Kabupaten Sumedang. Selama pada tahap sosialisasi, pihaknya baru mampu memproduksi sekitar 30 ton per bulan.
“Apabila minat para petani menggunakan pupuk jenis itu besar, sebetulnya sudah mampu memproduksi Herbafarm sebanyak 50 ton dalam sehari,” katanya.
Herbafarm di formulasi dari hasil produk samping jamu yang berbahan baku tanaman obat dan rempah-rempah. Pupuk ini
diproduksi melalui proses biological complexion prcsess ( BCP ).
Herbafarm diformulasi secara khusus dengan diperkaya mikroba – mikroba yang menguntungkan, penambat N, penambat K dan penambat P, hormon pertumbuhan unsurhara makro mikro dan unsur unindentified growth factor ( UGF ) yaitu formula khusus yang sangat bermanfaat bagi tanaman.
Herbafarm dengan aplikasi yang tepat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengurai residu kimia yang terikat dalam tanah dan meningkatkan produktifitas atau hasil panen tanaman.
Herbafarm bisa diaplikasikan untuk tanaman pangan, sayur dan tanaman tahunan ( keras ). DJO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar