Rabu, 18 November 2009

UT Adakan Rembug Pakar Matematika Dan Sains



Akreditasi Dan Sertifikasi Sangat Penting Bagi Perguruan Tinggi


Teks Foto: Pembantu Rektor II UT, Ir Nadia Sridamajanti, Med, Msi sedang membacakan sambutan Rektor UT, Prof Ir Tian Belawati pada pembukaan Seminar Nasional bertajuk ”Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sains dan Matematika Melalui Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTTJJ) di Balai Sidang UT, Pondok Cabe, Tangerang.


Jakarta: Universitas Terbuka (UT) sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTTJJ) yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, memiliki daya tampung mahasiswa yang sangat besar, sehingga mampu berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran MIPA di Tanah Air.
”Oleh karena itu untuk melindungi kepentingan publik, maka akreditasi dan sertifikasi merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh perguruan tinggi,” kata Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Dr Ir Tian Belawati, Med dalam sambutan tertulis yang dibacakan Pembantu Rektor (Purek) II, Ir Nadia Sridamajanti, Med, Msi pada pembukaan Seminar Nasional ”Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sains dan Matematika Melalui Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTTJJ) di Balai Sidang UT, Pondok Cabe, Tangerang, Sabtu (14/11).
Seminar nasional itu dilaksanakan oleh Fakultas Matematika Ilmu Pengatahuan Alam (FMIPA) UT dalam rangkaian peringatan ”25 Tahun Universitas Terbuka Melayani Bangsa”.
Seminar yang dikemas dalam bentuk ”rembug pakar” itu menghadirkan pembicara Prof Dr Benny Suprapto Brotosiswoyo (Guru Besar Fisika ITB), Prof Dr Anna Suhaenah Suparno, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Dr Yuni Tri Hewindati (Purek I UT).
Para pembahas terdiri atas para penulis modul dan pakar bidang MIPA dari IPB, ITB, UI, dan UGM. Sementara peserta para akademisi (dosen, mahasiswa), peneliti, guru, praktisi di bidang ke-MIPA-an, masyarakat umum, dan pemerhati pendidikan MIPA.
Menurut Prof Tian Belawati, matematika dan sains atau MIPA merupakan ilmu-ilmu dasar yang memiliki kontribusi positif terhadap ilmu-ilmu terapan. ”Perkembangan MIPA telah melahirkan ilmu-ilmu terapan yang baru,” katanya.
Dari sisi kebutuhan praktis, kata Prof Tian, MIPA telah memberikan kontribusi bagi lahirnya teknologi-teknologi terkini, misalnya komputer, karena komputer lahir dari sinergi antara ilmu fisika dan ilmu matematika.
”Tidak mengherankan apabila di banyak negara, MIPA didorong sedemikian rupa agar bisa memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu-ilmu terapan,” kata Prof Tian.
Khusus perkembangannya di Indonesia, menurut dia, ada semacam anomali. Di satu sisi muncul keinginan untuk mempercepat kemajuan teknologi, tetapidi sisi lain justru terjadi penurunan perhatian terhadap ilmu-ilmu dasar.
”Fenomena ini terlihat dari terus menyusutnya jumlah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut Prof Tian mengemukakan, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di era global saat ini telah berkembang sangat pesat. Disadari pula sepenuhnya bahwa pengembangan MIPA mutlak diperlukan untuk mengembangan Iptek, oleh karena itu penelitian-penelitian di bidang MIPA perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak.
Meski UT memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajarannya, tetapi sistem PTTJJ yang diterapkan UT selama ini dianggap belum dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran MIPA secara maksimal, yang menuntut adanya penelitian-penelitian di laboartorium secara tatap muka.
Karena itu Prof Tian mengharapkan agar pertemuan seminar itu tidak hanya berguna terhadap masa depan perkembangan ke-MIPA-an di Indonesia, tetapi juga mampu memberi penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya ilmu dasar dalam penguasaan teknologi. DJO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar