Selasa, 22 Juni 2010

UT Wisuda 2.533 Lulusan Program Diploma dan Sarjana



Bertekad Jadi Institusi PTTJJ Berkualitas Dunia

Jakarta: Sidang Terbuka Senat Universitas Terbuka (UT) yang dipimpin Rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, M. Ed, Ph.D, mewisuda 2.533 sarjana baru di Gedung UT Convention Center, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (22/6).
Wisuda hari ini sebagai kelanjutan wisuda sarjana baru Periode II Tahun 2010 pekan lalu, yang meluluskan 28.670 lulusan program diploma dan sarjana/pascasarjana.
Berkaitan acara wisuda tersebut, diselenggarakan juga seminar bertema “Peranan Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa” dan “Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik”.
Menurut Rektor UT Prof Ir Tian Belawati, MEd, PhD, Universitas Terbuka (UT) kembali mampu mempersembahkan peserta didik terbaiknya, yaitu para lulusan yang berkualifikasi akademik penuh dan berkompetensi memadai sehingga dapat berkarya secara profesional dalam bidangnya di masyarakat serta untuk membangun masyarakat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rektor mengajak para wisudawan UT untuk bersama-sama membangun komitmen untuk menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan komunitas masing-masing.
“Mengapa kita perlu terus menerus mengupayakan pembangunan karakter bangsa?” katanya.”Karena, karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang unik, yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI”.
Dalam konteks UT, lanjut Rektor Tian, pengejawantahan karakter tersebut telah dibingkai dalam visi “Pada Tahun 2021, UT menjadi Institusi PTTJJ Berkualitas Dunia” dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ.
Prof Tian mengatakan, dalam hal peningkatan kualitas layanan, penjaminan mutu telah menjadi agenda utama keseluruhan operasional. UT telah mendirikan Pusat Jaminan Kualitas UT untuk mengelola pengembangan berbagai pedoman penyelenggaraan UT, memonitor dan mengevaluasi penerapan pedoman yang telah dikembangkan, dan terus menerus merevisi guna memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat pada beberapa pedoman yang telah digunakan.
Sejalan dengan komitmen UT, berbagai sarana dan prasarana telah disempurnakan, yaitu melakukan renovasi gedung dan pembangunan gedung baru, dan fasilitas taman, baik di Kampus UT Pusat maupun di UPBJJ-UT.
“Demikian juga UT telah meningkatkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan secara konsisten UT juga terus melengkapi perangkat lunak, perangkat keras, serta SDM pendukungnya untuk menjamin terlaksananya pelayanan optimal secara profesional,” katanya.
Dikemukakan, untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter dan sebagi bagian dari komponen bangsa, UT telah mengembangkan langkah-langkah strategis, di antaranya meningkatkan kualitas proses belajar, kompetensi lulusan melalui kurikulum yang terintegrasi, pengembangan program baru yang dibutuhkan masyarakat, dan peningkatan proses belajar berbasis ICT.
“Harapan kami UT akan terus meningkatkan perannya dengan mengembangkan program S3 dan pendidikan berkelanjutan, juga secara konsisten melakukan perubahan-perubahan agar berperan aktif dalam pembangunan pada tingkat nasional, regional dan internasional,” kata Prof Tian. (DJO)

Rabu, 16 Juni 2010

Kuliah Umum Dirut Sido Muncul di Unand




Kepercayaan Internal, Kunci Keberhasilan Perusahaan

Caption: Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat didampingi Rektor Universitas Andalas (Unand) Musliar Kasim, memberikan kuliah umum kewirausahaan di hadapan sekitar 300 mahasiswa di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unand Limau Manis, belum lama ini (4/6).

PADANG – Sebuah perusahaan akan bisa maju apabila pemiliknya mampu menumbuhkan kepercayaan internal di antara para karyawannya. Jika karyawannya percaya bahwa mereka akan mendapatkan yang terbaik dari perusahaan, pastinya, mereka akan berbuat yang terbaik juga bagi perusahaannya.
Demikian antara lain disampaikan Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat, saat memberikan kuliah umum kewirausahaan di hadapan sekitar 300 mahasiswa Universitas Andalas (Unand), di Gedung Pusat kegiatan mahasiswa (PKM) di Limau Manis, Padang , beberapa waktu yang lalu (4/6).
Selain kepercayaan internal, kata Irwan Hidayat, beberapa hal lain yang mutlak diperlukan untuk kemajuan sebuah perusahaan adalah ketekunan, kreativitas, saling memahami diantara sesama karyawan dan rukun.
“Apabila kita rukun, tanah pun bila diolah akan menghasilkan emas. Demikian pula sebaliknya,” kata Irwan yang telah 40 tahun berkecimpung dalam dunia industri herbal ini.
Irwan yang kini berusia 63 tahun itu, berbagi pengalaman tentang kiat suksesnya berwirausaha kepada para mahasiswa Unand. Meski mewarisi perusahaan kecil dari neneknya, Ny. Rakhmat Sulistyo, berkat ketabahan dan ketekunannya, Irwan mampu membangun perusahaan Sido Muncul sebagai market leader dalam bidang industri herbal. Produknya yang terkenal antara lain, Kuku Bima Energi, Jamu Tolak Angin, Vitamin C1000 Sido Muncul, Este-Emje Ginseng dan permen jahe wangi.
“Awalnya saya sempat tertatih memajukan usaha ini. Selama 20 tahun, dari tahun 1970 – 1990, kami masih mencari apa sebetulnya produk yang dibutuhkan masyarakat. Kami sadar akan potensi tanaman Indonesia yang alami dan berlimpah, SidoMuncul menjadikannya asset, yang ke depannya akan makin memantapkan diri dalam memproduksi obat-obatan alam,” paparnya.
Sido Muncul, lanjut Irwan, akan bertransformasi menjadi industri farmasi. Seluruh proses produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP) berdasarkan CPOB ( Cara Pembuatan Obat yang Benar ) – setara farmasi. Terlebih SidoMuncul merupakan perusahaan Jamu pertama di Indonesia yang meperoleh serifikat tersebut. Pastinya, seluruh produk SidoMuncul telah lulus uji toksisitas hingga uji khasiat sehingga terjamin quality Controlnya. Selain PT. SidoMuncul juga didukung dengan serangkaian fasilitas laboratorium lengkap dan peranan Research Development Departement,” urainya.
Sido Muncul kemudian menggaet sejumlah public figur untuk lebih meningkatkan image mereka di tengah masyarakat. Sejumlah artis ternama dan memiliki citra yang baik di Indonesia, diangkat sebagai bintang iklan mereka. Misalnya, Lula Kamal, Rieke Dyah Pitaloka, Mbah Marijan dan sebagainya. Terbukti, kiat yang dilakukan ini sangat mengena di hati masyarakat, sehingga nama Sido Muncul juga makin lekat di hati mereka.
Menurut Rektor Unand Musliar Kasim yang tampil sebagai moderator pada kesempatan itu, apa yang telah dilakukan Irwan memang patut ditiru.
“Setidaknya ada 5 pelajaran berharga yang bisa kita tarik dari Pak Irwan. Yakni, ketekunan dan kedipsilan, keuangan yang dikelola dengan benar akan membuat kita kaya, kreativitas yang selalu digali, kesalehan social (melalui program CSR/ corporate social responsibility) dan kerukunan antar semua orang yang terlibat dalamnya,” kata Musliar yang saat itu didampingi dua pembantu rektor, Werry Darta Taifur dan Novesar Jamarun.
Di akhir kegiatan, Rektor juga memberikan cenderamata kepada Sidomuncul, dan sebaliknya, Sidomuncul memberikan bingkisan serta buku untuk Unand. Para mahasiswa yang hadir juga bertambah gembira, karena ada doorprize berupa handphone untuk mereka. DJO

Perayaan Trisuci Waisak KASI di JITEC



Membangun Bangsa Harus Dimulai Dari Diri Sendiri

caption: Pengurus KASI, panitia berfoto bersama sejumlah pejabat pemerintah serta tokoh-tokoh lintas agama di Aula JITEC, Mangga Dua Square.

JAKARTA: Setelah melaksanakan puja bakti bersama umat Budha di Candi Mendut dan Candi Borobudur, 28 Mei 2010 yang lalu, Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) masih melaksanakan sejumlah acara, yaitu Perayaan Waisak Nasional 2554 B.E dengan tema: “Dengan Dharma Membangun Karakter Bangsa – Dharma Kebenaran, Kejujuran, Keadilan, Kebijaksanaan” di JITEC Mangga Dua Square Lt. 8, Jln. Gunung Sahari Raya No.1, Jakarta Utara, Minggu malam (13/6).
Acara yang dihadiri lebih dari 2.000 umat Buddha ini juga dihadiri sejumlah pejabat pemerintah serta tokoh-tokoh lintas agama. Panggung berhias indah dalam aula raksasa JITEC diisi dengan nyanyian pembukaan menyambut para tamu yang hadir.
Nyanyian pembukaan dilanjutkan dengan tambur selamat datang sebelum para hadirin bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan INDONESIA RAYA dilanjutkan dengan pembacaan doa “demi keselamatan bangsa” yang dipimpin oleh tiga bhikkhu sangha yang masing-masing mewakili aliran Mahayana, Theravada, dan Tantrayana.
Acara juga diisi dengan tarian-tarian dan nyanyian-nyanyian di antaranya adalah Tarian “Napak Tilas Kelahiran Pangeran Siddharta” dan Musik Dhammaghosa. Nyanyian dan tarian ini dipersembahkan oleh anak-anak dan remaja-remaja dari vihara-vihara di Jakarta.
Pada puncak acara, Sri Pannyavaro Mahathera menyampaikan Renungan Waisak tentang pencerahan sempurna yang bagi umat Buddha merupakan pencapaian yang melampaui segalanya. Sri menceritakan kelahiran dan hidup Pangeran Shiddharta, serta bagaimana Sang Pangeran melihat kesengsaraan dalam kemakmuran yang pada akhirnya membawanya ke kehidupan pertapaan untuk mencari cara menghilangkan kesengsaraan hidup.
“Sebagai manusia kita cenderung melihat kesengsaraan dalam kemiskinan dan penderitaan, tapi mengabaikan kenyataan bahwa dalam kemakmuran pun ada penderitaan,” kata Sri Pannyavaro Mahathera.
Bertolak dari tema Waisak tahun ini, dengan cerita kehidupan Sang Buddha, Sri Pannyavaro Mahathera berharap kita bisa merenungkan makna dari tema tersebut. Untuk menggunakan dharma membangun karakter bangsa, kita sebelumnya harus menggunakan dharma membangun karakter pribadi sendiri, sebagaimana Buddha Siddharta mencari jawaban untuk menghilangkan kesengsaraan dengan kekuatan sendiri.
“Hanya dengan kesadaran untuk membangun diri sendiri, kita baru bisa membangun Bangsa,” katanya..
Setelah selesai mendengarkan renungan Waisak oleh Sri Pannyavaro Mahathera, sebagaimana semua akhir acara Waisak, para umat yang hadir menyanyikan lagu “Malam Suci Waisak” bersama. Panitia kemudian memberikan cinderamata kepada tamu-tamu kehormatan serta foto bersama sebelum menutup acara Trisuci Waisak 2554/2010. (DJO)

Selasa, 15 Juni 2010

RIBUT Raih Gelar Sarjana Dari Daerah Transmigrasi




Kisah Perjuangan Tiada Henti Seorang Guru

caption: Ribut, S.Pd.

JAKARTA: Gemuruh tawa yang ditingkahi tepuk tangan para wisudawan/wisudawati sontak membahana memecah suasana siang nan sejuk di dalam gedung Serbaguna Universitas Terbuka (UT) di bilangan Pondok Cabe, Tangerang, Selasa siang (15/6). Dua ribuan wisudawan/wisudawati memenuhui tempat duduk sampai ke bagian balkon, mengenakan toga khas UT dengan wajah sumringah.
Itulah suasana hiruk-pikuk spontan tatkala panitia menyebut RIBUT –seorang guru SD di Jambi--maju ke panggung untuk diwisuda oleh rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, M.Ed, Ph.D. Ya, nama wisudawan itu RIBUT.
Meskipun begitu, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 44 tahun silam itu tak sedikit pun menyiratkan ketersinggungan. Bahkan dengan wajah berseri dia maju ke atas panggung, menerima ucapan selamat dari rektor UT dan jajaran pimpinan kampus, bersama para wisudawan lainnya.
Memang, ukuran kesuksesan yang mereka raih itu berbeda-beda, tetapi kekuatan tekad dalam mengubah nasibnya, keluarganya, selama 25 tahun menjadi pondasi kokoh pada sosok pribadi seorang RIBUT, yang kini meraih gelar sarjana pendidikan (S. Pd). Atas nama cita-cita luhur pula, transmigran yang berasal dari daerah Magelang, Jawa Tengah, mengucap syukur kepada Allah SWT.
Ribut mengenang, kedatangannya ke Jambi pada 1985 bersama transmigran lainnya hanya bermodalkan peralatan seadanya. "Padahal, kita hanya mendapat jatah lahan untuk diolah menjadi lahan pertanian. Sungguh perjuangan yang tidak ringan. Namun kami sabar dan tawakal, " tuturnya.
Transmigran satu ini mengaku tidak mau menyerah, karena perubahan nasib itu bukan dari orang lain tetapi dari diri sendiri dengan kerja keras. Hasilnya, ujar Ribut, setelah melewati jalan yang panjang masyarakat Rawajaya I Merangin, Jambi, dapat meraih kehidupan yang layak. Secara ekonomi bisa dikatakan cukup sehingga mampu mendidik anak-anaknya sebagai generasi penerus pada perguruan tinggi. Bahkan kini sarjana- sarjana telah lahir di ranah eks transmigrasi Rawajaya I Merangin, yang jarajknya lebih dari 150 km dari kota Jambi.
Ribut sudah mengabdi jadi kepala sekolah (SD 249 Rawajaya I, Kabupaten Merangin, Jambi) selama 10 tahun. Kini, sebagai mahasiswa yang telah lulus bibir Ribut nyaris tak henti mengucapkan terimakasih kepada Allah.
“Jadi apalah sebuah nama. Kini nama itu telah menjadi sarjana.Walaupun namanya Ribut, tetapi (mudah-mudahan) pemiliknya nggak suka (bikin) ribut, ha..ha..ha,” katanya tergelak disela-sela acara wisuda.
Nama ini pemberian orang tuanya. Dia sama sekali tidak merasa minder punya nama RIBUT, mesti tak jarang nama tersebut mengundang tawa orang yang mendengarnya, termasuk saat acara wisuda sarjana periode II Tahap II Tahun 2010 UT. Tawa membahana di gedung itu bagi RIBUT sebagai support positif terhadap dirinya.
Memang diakuinya, nama itu sempat membuatnya mider tatkala masih di SD dulu. Banyak teman yang mengejeknya. Namun setelah di SMP, perasaan minder mulai berkurang saat dirinya jadi juara kelas.
Ribut dilahirkan di Magelang, 4 Mei 1966. Bersama sang istri, Maksunah, bertekad mengubah nasib dengan bertransmigrasi ke Provinsi Jambi tahun 1985.
Dua tahun kemudian (1987), berbekal ijazah SPG Ribut diangkat sebagai PNS. Setelah bertahun-tahun mengajar di SD, dan dinilai berprestasi, tahun 2000 Ribut diangkat menjadi kepala sekolah, di Sekolah Dasar 249 Rawajaya I, Merangin, Jambi.
Dulu, setamat SPG di Magelang tahun 1984, semula Ribut ingin masuk PGSLP. Namun mengingat ketiadaan biaya dan bertepatan dengan kesempatan yang bagus, yakni bertransmigrasi, dia putuskan ke Jambi mengadu nasib di sana.
Untuk menamatkan SPG-nya saja anak ketiga dari empat bersaudara anak pasangan Ranudikoro (almarhum) dan Dasiyah, harus membantung tulang, dari mulai menambang pasir, menjadi buruh tani, menjaga kambing milik tetangga (bagi hasil) dan pekerjaan serabutan lainnya.
Sebelum pada posisinya saat ini, Ribut melewati berbagai rintangan sejak di tanah Jawa hingga ke rantau. Namun hal itu tidak dihiraukannya. Dia fokus pada tujuan, komitmen untuk maju.
“Setelah ini saya berkeinginan melanjutkan kuliah ke jenjang pascasarjana, insya Allah,” cetus ayah dari dua anak ini antusias.
Hal itu sesuai dengan prinsip hidupnya, yaitu menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Artinya, menuntut ilmu itu tidak ada batas usia.
Anak pertamanya, Suswati, Desember 2010 mendatang diwisuda sebagai sarjana pendidikan di sebuah perguruan tinggi di Jambi. Anak kedua, Edy Suharto masih duduk di SMA kelas 3.
Setelah wisuda ini, sebelum kembali ke Jambi, Ribut berniat menjenguk ibunya yang tinggal di rumah adik perempuannya di Magelang. DJO

Jumat, 11 Juni 2010

Kuku Bima Energi Kembali Raih WOMM Award



caption: Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul, diapit oleh stafnya seusai menerima penghargaan WOMM di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (9/6)

SETELAH pada tahun sebelumnya meraih penghargaan Word of Mouth Marketing (WOMM) Award 2009, tahun ini minuman energi Kuku Bima Energi produk Sido Muncul kembali meraih penghargaan yang sama untuk kategori “Minuman Energi Serbuk”.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Octovate Consulting Group kepada Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Sido Muncul dalam suatu acara meriah di Shangri-La Hotel Jakarta, Rabu (9/6).
The Word of Mouth Marketing (WOMM) Award adalah suatu program penghargaan tahunan yang secara rutin diberikan Majalah Swa Sembada bersama Swanetwork bekerja sama dengan Octovate Consulting Group – Octo Brand sebagai bentuk apresiasi kepada perusahaan yang produknya paling sering dibicarakan.
WOMM bukan sekedar pemasaran dari mulut kemulut, tetapi sebuah konsep marketing yang mencakup tiga hal yaitu : Do The Talking, Do The Promotion dan Do The Selling. WOMM bukan hanya membuat sebuah brand dibicarakan saja, tetapi bagaimana menjalankan strategi tersebut.
Menurut Octo Brand yang mengulasnya bersama Majalah SWA, WOMM diyakini sangat relevan dengan kondisi bisnis di Indonesia seperti sekarang, dimana orang tidak harus mengeluarkan bujet yang besar untuk memperkenalkan produknya. Namun bukan berarti bahwa merek yang sukses lewat model pemasaran tidak memerlukan Above The Line.
Above The Line (ABL) tetap diperlukan untuk mendukung eksistensi merek.
Dengan diterimanya WOMM Award 2010, menambah jumlah penghargaan bagi produk-produk Sido Muncul. Sebagai perusahaan jamu dan farmasi, PT Sido Muncul secara tiga tahun berturut-turut sejak 2007 juga telah mendapatkan penghargaan Marketing Award, karena perusahaan dinilai berhasil menjalankan strategi pemasaran yang komprehensif dalam menjalankan bisnisnya, yang membuat perusahaan meraih keunggulan jangka panjang.
”Diterimanya berbagai penghargaan untuk produk-produk kami, khususnya Kuku Bima Energi, merupakan satu kehormatan bagi kami. Tentunya penghargaan ini diterima karena masyarakat percaya terhadap produk-produk kami. Ini akan menjadi tolak ukur bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas produk-produk kami,” ujar Irwan Hidayat.
Sebagai produsen Kuku Bima Energi dan Tolak Angin, PT Sido Muncul terus melakukan inovasi produk dan aktifitas lain yang mendukung upaya tersebut. DJO

Rabu, 09 Juni 2010

Forum Rektor Usung Lima Nama Calon Pimpinan KPK




caption: Suharyadi, Anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia

FORUM Rektor Indonesia (FRI) menetapkan lima nama dari kalangan akademisi yang dinilai layak dicalonkan sebagai pimpinan KPK. Kelima nama tersebut masing-masing Busyro Muqoddas (Ketua Komisi Yudisial/KY), Mahfud MD (Ketua Mahkamah Konstitusi/MK), Jimly Asshiddiqie (Anggota Watimpres), Hikmahanto Juwana (Guru Besar Fakultas Hukum UI) dan Pakar Hukum Tata, dan Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Saldi Isra.
Mereka dinilai mampu karena memiliki track record, integritas bersih, pengalaman, dan keberanian, untuk diajukan sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka dianggap memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam pemberantasan korupsi.
“Kami dari Forum Rektor Indonesia sudah sepakat menetapkan lima nama itu. Pertimbanganya, karena mereka dipandang cukup mampu dan layak untuk dicalonkan,” kata Anggota Dewan Petimbangan FRI, Suharyadi di Jakarta harini.
Menurut Ketua Umum APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia) ini, Mahfud dinilai sebagai sosok yang memiliki track record dan integritas bersih, berpengalaman sebagai pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif, memiliki keberanian, dan punya latar belakang akademisi di bidang hukum yang sangat kuat.
"Ini yang telah disepakati dalam pertemuan Forum Rektor Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, pada Selasa (8/6) kemarin, bersama sejumlah rektor yang lain," ujarnya.
Menurut Suharyadi, dengan berbagai kriteria dan alasan itu, figur Mahfud dinilai mampu memimpin KPK yang benar-benar membutuhkan figur yang berani dan tegas dalam menindak koruptor, serta mempunyai jiwa yang mengakar dalam memberantas korupsi.
"Ini yang dibutuhkan institusi KPK. Kalau dalam konteks kepemimpinan bangsa, saya pikir jika Pak Mahfud jadi Ketua KPK, banyak yang bisa menggantikan Pak Mahfud untuk menjadi Ketua MK. Ketua KPK lebih sulit dicari ketimbang Ketua MK, karena budaya korupsi sudah sedemikian mengakar pada bangsa ini di segala lini," katanya.
Apalagi, tambah Rektor Universitas Mercu Buana (UMB)ini, Mahfud MD sudah teruji dengan posisi jabatan yang ada saat ini. Sebagai Ketua MK, ia berpeluang melakukan korupsi namun ia tetap mampu mengemban amanah untuk tidak melakukan korupsi.
"Banyak orang teriak-teriak ganyang korupsi, namun dia tidak pernah teruji untuk menduduki jabatan yang berpotensi melakukan korupsi. Ada juga yang tidak konsisten ketika menjabat. Menurut saya, Pak Mahfud sudah teruji dalam hal ini, bahkan dia berani membuka rekaman percakapan Anggodo beberapa waktu lalu," katanya.
Lebih lanjut Suharyadi menjelaskan, dalam pertemuan itu, FRI membahas tiga agenda. Pertama, menyangkut surat permintaan pansel KPK yang meminta FRI agar mengirimkan nama-nama dari kalangan akademisi sebagai calon pimpinan KPK. Kedua, soal usulan pemberian uang aspirasi sebesar Rp 15 miliar kepada masing-masing anggota dewan. Terakhir, soal reformasi birokrasi. “Tiga poin itu yang di bahas oleh FRI,” kata Suharyadi.
Sebelumnya, Ketua Pansel KPK Patrialis Akbar meminta Forum Rektor Indonesia untuk memberikan nama-nama yang kompeten agar mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK. Langkah ini sebagai upaya jemput bola untuk merangkul akademisi yang dinilai relatif lebih bersih.
Menurut Patrialis, para akademisi yang diundang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia yang sudah terakreditasi A. Upaya ini, menurutnya, merupakan langkah konkret untuk mencari calon-calon pimpinan KPK yang mumpuni dan berintegritas tinggi.
“Saya berharap, orang-orang baik mendaftar, mengikuti seleksi. Orang baik harus muncul, jangan di balik selimut terus,” katanya.
Panitia Seleksi KPK mencatat,sebanyak 355 orang telah mendatangi sekretariat Pansel. Sebagian besar dari mereka hanya menanyakan informasi seleksi calon pimpinan KPK dan hanya sebagian kecil yang menyerahkan berkas pendaftaran. Selain kalangan advokat, sejumlah tokoh yang sudah mendaftar antara lain Mayjen (Purn) Kivlan Zein dan mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen (Purn) Weni Warouw. Rencananya, pendaftaran akan dibuka hingga 14 Juni 2010.
Panitia seleksi sendiri akan mencari dua calon pimpinan KPK. Kedua calon itu nantinya akan dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diteruskan ke DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Setelah itu, DPR akan memilih satu orang untuk dilantik menjadi pimpinan KPK. DJO