Selasa, 13 Oktober 2009

Depag Siapkan Dana Tanggap Darurat Rp 117,8 M




Sarana Pendidikan Islam Di
Tiga Provinsi Segera Rehab


Teks foto: Dirjen Pendidikan Islam Depag,Prof.Dr. Mohammad Ali (kiri) dan Direktur Pendidikan Madrasah, Firdaus Basyuni (kanan) memebrikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (13/10)

Jakarta: Departemen Agama (Depag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan melakukan rehabilitasi ratusan sarana pendidikan Islam yang hancur akibat gempa di Sumatera Barat (Sumbar), Jawa Barat dan Jambi.
Sarana dan prasarana pendidikan Islam yang rusak akibat gempa di Jawa Barat, Jambi dan Sumbar meliputi sarana-prasarana pendidikan Islam seperti pondok pesantrem Raudlatul Athfal (RA), Madrasah ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Perguruan Tinggi Agama (PTA).
‘’Tidak hanya itu, sarana prasarana ibadah dan perkantoran keagamaan juga turut hancur akibat gempa tersebut,’’ kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Prof.Dr. Mohammad Ali dalam konferensi pers “Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penanggulangan Pasca Bencana Gempa Bumi di Jabar, Sumbar dan Jambi” di Jakarta, Selasa (13/10).
Menurut Mohammad Ali, pondok pesantren dan pendidikan Diniyyah di Jawa Barat ada 115 bangunan yang rusak, di Sumbar sebanyak 41. Sedangkan RA (TK Islam) sebanyak 7 ruang kelas rusak di Jawa Barat, dan 35 ruang kelas di Sumbar. Untuk MI, yang rusak sebanyak 281 ruang kelas di Jawa Barat, di Jambi 4 ruang kelas, dan Sumbar 161 ruang kelas.
Sedangkan untuk MTs, sebanyak 252 ruang kelas di Jawa Barat, Jambi 6 ruang kelas, dan Sumbar 219 ruang kelas. Untuk MA, di Jawa Barat ada 38 ruang kelas yang rusak, Jambi dua ruang kelas, dan Sumbar 118 ruang kelas. Dan untuk PTAN, di Sumbar ada tiga lokasi, dan PTAIS ada tiga lokasi.
Mohammad Ali menjabarkan rincian dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi bangunan tersebut. Untuk rusak berat diberikan dana sebesar Rp 70 juta, rusak sedang Rp 50 juta, rusak ringan Rp 40 juta dan bangun baru Rp 90 juta.
Perkiraan kebutuhan biaya rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan sebesar Rp 117.869.543.000. Rinciannya dari total dana yag dibuthkan itu sebagai berikut ponpes dan pendidikan diniyah, dana yang dibutuhkan sebesar Rp 11.565.000.000. Jawa Barat akan menerima sebesar 5.345.000.000, dan Sumbar akan menerima sebesar Rp 6.220.000.000.
Sedangkan untuk RA, Jabar akan menerima sebesar Rp 460.000.000, dan Sumbar akan menerima sebesar Rp 2.120.000.000. Untuk MI, Jabar mendapat Rp 19.860.000.000, Sumbar sebesar Rp 8.600.000.000 dan Jambi sebesar Rp 200.000.000. Untuk MTs, Jabar akan menerima sebesar Rp 14.330.000.000, dan Sumbar sebesar Rp 12.300.000, sedangkan Jambi akan menerima Rp 330.000.000.
Untuk MA, lanjut Mohammad, Jabar akan mendapat Rp 2.190.000.000, Sumbar sebesar Rp.6.460.000.000, dan Jambi sebesar Rp 90.000.000. Untuk PTAI terdiri dari IAIN Imam Bonnjol yang mengalami rusak berat dengan keperluan dana sebesar 37.248.958.000. STAIN Batu Sangkar mengalami ruska ringan dengan keperluan dana sebesar Rp 531.635.000, STAIN Bukit Tiggi mengalami rusak ringan dengan keperluan dana sekitar Rp 548.000.000.
Terdapat tiga PTAIS yaitu FAI Universitas Muhammadiyah Padang, STAI PIQ Padang, dan STAI Imam Bonjol Padang Panjang mengalami rusak ringan dan membutuhkan dana sebesar Rp 500.000.000.
Sementara itu, lanjut Mohammad Ali, IAIN Imam Bonjol juga membutuhkan dana tanggap darurat untuk tenda, obat-obatan, santunan, sebesar Rp 39.364.543.000.
Untuk bantuan tanggap darurat, kata Ali, dalam penanggulangan bencana untuk bidang pendidikan Islam di Jabar, Sumbar dan Jambi sudah tersedia dalam Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2009 sebesar Rp 10,6 miliar.
Untuk ponpes berupa dana blockgrant sebesar Rp 1,1 miliar, untuk pendidikan madrasah berupa dana blockgrant Ditjen Pendis sebesar Rp 3 miliar, berupa dana Rehab MI Kawil Jabar sebesar Rp 4,5 miliar.
Untuk PTAI berupa dana blockgrant Ditjen Pendis sebesar Rp 2 miliar. Selain itu, Depag juga mengirimka tenda ke lokasi bencana sebanyak 200 buah senilai Rp 1,2 miliar.
Pembiayaan rehabilitasi pasca bencana, lanjut Ali, dialokasikan dari APBN Depag (Pusat, Daerah dan satuan kerja masing-masing) pada tahun anggaran 2009 dan tahun anggaran 2010, serta diupayakan pula dari dana bantuan negara atau lembaga donor.
"Dana untuk bantu menanggulangi tanggap darurat dan untuk rehabilitasi diambil dari APBN 2009 sebesar Rp 10,6 miliar dan sisanya akan dimasukkan dalam APBN 2010," papar Ali.
Menurut Ali, ada juga bantuan dana dari luar negeri. "Ada kesediaan dari pemerintah Australia sebesar 17 juta dolar AS dan hanya diperuntukkan untuk rehabilitasi sekolah dan madrasah negeri," katanya. DJO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar