Kamis, 29 Oktober 2009

Depag Gelar ACIS IX Di Surakarta



Teks foto: Prof Dr Mohammad Ali, Dirjen Pendidikan Islam Depag (tengah) dan Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam, Prof Dr Machasin (kanan)

Jakarta: Departemen Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam akan menggelar Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-9 di Surakarta, Jawa Tengah pada 2 hingga 5 November 2009 mendatang.
ACIS bertujuan menginspirasi dan mendorong para sarjana dan ilmuwan serta pemerhati kajian Islam di Indonesia untuk mendiskusikan arah kajian Islam di masa depan.
``Ini merupakan momentum yang tepat bagi ilmuwan, cendekiawan, pemerhati ilmu-ilmu keislaman di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dan lembaga-lembaga lain untuk merumuskan kembali kajian keislaman yang cocok, sesuai dan mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia Islam,`` kata Prof Dr. Mohammad Ali, Dirjen Pendidikan Islam Depag.
Menurut Mohammad Ali, PTAI yang berjumlah 593 lembaga dengan pakar keislaman mencapai seribu orang lebih merupakan potensi yang luar biasa untuk menjadi pusat pengembangan dan kajian ilmu-ilmu keislaman di Indonesia.
``Sebagai forum tahunan, ACIS ini adalah media yang representatif untuk sosialisasi gagasan, penyebaran ide, presentasi hasil penelitian dan penemuan-penemuan ilmiah yang dihasilkan selama ini,’’ katanya.
Barometer perkembangan ilmu-ilmu keislaman di PTAI akan sangat ditentukan oleh seberapa besar keterlibatan pakar ke-Islaman dalam forum ini. Adapun tujuan penyelenggaraan ACIS untuk merumuskan kembali kajian keislaman di PTAI dalam meningkatkan relevansi kajian ke-Islaman dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan. Juga bertujuan mencari masalah untuk memecahkan masalah atau memberi solusi atas persoalan kebangsaan dari segi ilmu-ilmu keislaman.
Sementara itu Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam, Prof Dr Machasin menambahkan, ACIS kali ini akan diikuti oleh 750 hingga 1000 peserta dari berbagai unsure, antara lain dari rektor dan ketua PTAI se-Indonesia; direktur pascasarjana PTAI; pengelola PTAI se-Indonesia; peneliti dan dosen PTAI serta pengamat studi keislaman dari sejumlah negara seperti Eropa, ASEAN dan Timur Tengah.
Tampil sebagai keynote speaker Kepala Litbang dan Diklat depag, Prof Dr, Atho Mudzhar. Juga tampil sebagai pembicara antara lain Amin Abdullah (Rektor UIN Yogyakarta), Imam Suprayogo (Rektor UIN Malang), Masykuri Abdullah (Guru Besar UIN Jakarta), Bambang Pranowo (Staf Ahli Dephan serta Mohammad Ali (Dirjen Pendis Depag). Menurut Machasin, selain pembicara dari dalam negeri akan tampil pembicara dari Mesir dan Lebanon. Pada penyelenggaraan ACIS ke-9 ini juga akan digelar Islamic book fair, pameran Islamic Trading and Finance serta bazar produk makanan dan pakaian serta city tour. DJO

Rabu, 21 Oktober 2009

Menyingkap Misteri Dahsyatnya Berbagi (4)





Hoby “Blusukan’’ Ke Pasar-Pasar Tradisional Di Seluruh Tanah Air


Teks foto: Tim Kuku Bima Energi bersama bintang iklan, Dony Kesuma, dan petinggi PT Sido Muncul, Linawati mengunjungi Pasar Mardika dan Pasar Batu Merah di Ambon, beberapa waktu yang lalu.

Jakarta: Dalam perjalanan ke mana saja, terutama ke pasar-pasar (tradisional), pria berpenampilan sederhana ini sering mampir di warung atau kios dan berdialog dengan tukang warung. Bahkan tak jarang Irwan Hidayat mendorong staf-stafnya, ditemani ikon iklan Kuku Bima Energy, Dony Kesuma dan yang lain, juga mengunjungi pasar-pasar (tradisional).
’’Itulah gunanya kalau kita turun langsung ke lapangan. Kita jadi tahu persis apakah produk kita sudah sampai di desa-desa atau belum. Saya bisa tahu apakah produk Sido Muncul ada atau tidak di suatu daerah,’’ ujarnya.
(Setiap kali menjumpai produk PT Sido Muncul, Irwan Hidayat melihatnya berlama-lama dan kemudian mengarahkan kamera dan memotretnya. Dia juga berdialog dengan ibu-ibu pemilik warung dan kios tentang distribusi produknya di situ. Jika ada kompetitornya, Irwan juga memotret.)
Pria penggemar fotografi ini memang dikenal konsisten, dan fokus menjaga pasar di dalam negeri. Itulah makanya dia mempunyai hoby “blusukan” (keluar-masuk) ke pasar-pasar tradisional. Dia memang ingin menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jadi, sebetulnya dia tidak terlalu bermimpi untuk mengekspor produk-produknya.
‘’Buat saya, nomor satu itu menjaga kandang sendiri. Kita boleh membuat front. Aneh jika di Indonesia sendiri ternyata obat-obat asing yang merajai. Sekarang ada gejala orang kita malah memopulerkan obat-obatan asing,’’ katanya.
Contohnya, buah yang ditanam di Depok tetap dibilang jambu bangkok. Kesadaran itu yang harus ditumbuhkan. Kalau kita ingin sukses, kita harus belajar menghormati diri sendiri. Menghormati produk sendiri.
Meskipun demikian, Irwan juga mengekspor produk Sido Muncul. Sebagian besar ke Malaysia, negara-negara ASEAN, Rusia, Timur Tengah. Respons pasar di luar negeri bagus sekali. Indonesia ini memang dikenal sebagai negara yang punya keanekaragaman hayati sangat besar.
Sejak dulu pria kelahiran Jogyakarta ini berupaya mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan produk jamu. Bahkan, sebenarnya tidak cuma mengajak, tetapi yang paling penting membuat produk yang paling sesuai, produk berkualitas. (DJO)

Selasa, 20 Oktober 2009

Menyingkap Misteri Dahsyatnya Berbagi (3)




Chris John Itu Membawa Hoki




Jakarta: Kuku Bima Energi, salah satu produk Sido Muncul mengunakan juara dunia tinju, Chris John, sebagai bintang iklan.
Ceritanya begini, sebagaimana ditutuirkan Irwan Hidayat.
“Chris John itu salah satu hoki (keberuntungan) saya. Dan, puji Tuhan, saya sudah banyak mendapat hoki dari Tuhan. Ceritanya begini. Suatu saat saya ikut rapat Yayasan Soegiyopranata di Semarang. Tiba-tiba Uskup Semarang Mgr Ignatius Suharyo mengatakan, "Pak Irwan, bagaimana kalau Chris John dipakai sebagai bintang iklan?"
Awalnya saya hanya tersenyum karena tidak tertarik. Tapi malamnya saya tergiang-ngiang ucapan Bapk Uskup Semarang. Lha, yang nyuruh Uskup, bukan orang biasa. Akhirnya, saya berusaha untuk mempertimbangkan usulan Bapak Uskup.
Kami mulai menawar, tapi manajernya Chris John minta Rp 1,5 miliar. Sementara perusahaan lain memintanya Rp 200 juta. Saya pikir ini kok kontras sekali antara Rp 1,5 miliar dan Rp 200 juta. Saya sempat bimbang antara kasihan sama Chris yang cuma dihargai Rp 200 juta, tapi kalau dijadikan bintang iklan terlalu mahal.
Dalam suatu kesempatan saya bertemu Chris John dan foto bersama. Ndilalah, foto saya dan Chris John dimuat di media massa. Akibatnya, perusahaan itu khawatir Chris John dipakai Sido Muncul lalu menaikkan tawaran. Singkat cerita, Chris John akhirnya menjadi bintang produk PT Sido Muncul. Ini jelas hoki karena prestasi Chris John sangat bagus.”
Hokinya yang lain, misalnya ketika hendak menyambut Chris John. Waktu itu Irwan berpikir akan menyambut sendiri, sungkan mengajak Menpora Adhyaksa Dault. Eh, mendadak Menteri Adhiyaksa Dault menelepon dia dan mengajak bersama-sama menyambut Chris John yang baru mempertahankan gelar di Texas, Amerika Serikat. Saya pun dapat fasilitas VIP, dikawal paspampres, dan ruang khusus bersama artis Maia dan Tamara Blezynski.
Setelah itu media massa memuat foto saya bersama Chris John, para artis, menpora. Televisi juga ramai-ramai meliput. Jadi, tanpa mengeluarkan uang, saya bisa beriklan gratis lewat aneka media. Semua itu membuat saya semakin bersemangat dalam mengunjungi korban bencana alam. (Djo)

Menyingkap Misteri Dahsyatnya Berbagi (2)




Sido Muncul Pelopor Program ‘’Mudik Gratis’’

Teks foto: Menteri Perhubungan mengibarkan bendera Sido Muncul saat melepas bus rombongan Mudik Gratispara pedagang jamu Lebaran 2008 silam.

Jakarta: Perusahaan Jamu Sido Muncul setiap tahun menggelar mudik gratis bagi para penjual jamu dan pedagang asongan se-Jabodetabek ke kota-kota di Jawa. Mudik gratis tahun 2009 merupakan yang ke 20 kalinya.
"Selain penjual jamu seduh, penjual jamu dorong dan ibu-ibu penjual jamu gendong, kami juga mengajak para pedagang asongan untuk ikut mudik bareng," ujar Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul.
Harus diakui program ini sangat sukses membangun image (citra) korporat yang sangat bagus di tengah-tengah masyarakat luas.
Tidak hanya itu, karena program ini diberitakan secara luas oleh media massa baik cetak maupun elektronik, maka citra perusahaan Sido Muncul yang peduli pada sesama juga terbentuk di kalangan perusahaan lain dan masyarakat secara luas.
Latar belakang penyelenggaraan kegiatan yang diawali sejak tahun 1991 itu, didorong keinginan memberikan "hadiah" kepada para penjual jamu.
''Yang pertama ide dasarnya itu. Cuma kita berpikir apa ya hadiahnya. Apa dikasih sarung, apa dikasih apa? Nah pada waktu itu, kita baca di koran-koran, kalau pulang mudik itu sangat sulit, baik karena melambungnya ongkos, terbatasnya angkutan umum sehingga penumpang harus berebut. Sehingga kita sering lihat ada ibu-ibu atau anak perempuan yang mesti naik dari jendela kereta api atau bus. Saling dorong. Duh…pemandangan itulah yang melatarbelakangi munculnya ide mudik bareng dan gratis.
‘’Jadi bukan ide atau gagasan saya saja, tapi ada tim marketing, saya kan cuma juru bicara,'' kata Irwan.
Untuk pertama kalinya mudik lebaran tahun 1991 diikuti oleh 2.500 orang dengan menggunakan 50 unit bis, diberangkatkan dari Lapangan Parkir Timur Senayan.
Sejak saat itu PT Sido Muncul selalu menyelenggarakan Mudik Gratis bagi para pedagang jamu se-Jabotabek setiap tahunnya.
Tahun 2004, jumlah penumpang yang diangkut sudah mencapai 14.000-an penumpang dengan tujuan beberapa kota di Jawa Tengah.
Sampai saat ini jumlah penumpang yang diangkut PT Sido Muncul sudah lebih 150.000 penumpang. Yang diangkut bukan hanya penjual jamu Sido Muncul, tapi mencakup penjual jamu lain serta para pedagang asongan.
Irwan mengakui, program mudik gratis Sido Muncul setelah berlangsung 16 tahun, paradigmanya menjadi bergeser. Sebab dalam praktiknya produk Sido Muncul yang dijual langsung oleh para penjual di tenda-tenda atau kios-kios jamu itu hanya sekitar 15 persen saja dari keseluruhan produksi perusahaannya.
''Sekarang 85 persen pemasaran produk kami di jual outlet-outlet, di toko-toko, dan pasar swalayan. Cuma kita tidak ingin dikatakan kacang meninggalkan lanjaran, yang seolah melupakan penjual jamu langsung yang dulu menjadi pionir. Itulah substansinya,'' kata Irwan merendah.
Irwan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kini sudah banyak perusahaan yang mengadakan program mudik gratis bagi karyawannya dan pelanggannya. Dalam beberapa tahun terakhir kegiatan ini telah diikuti oleh beberapa perusahaan besar lain seperti perusahaan rokok, mie, minuman, dan lain-lain.
Menurut dia, program ini sangat menguntungkan perusahaan. Sebab lewat program mudik Lebaran ini, lama-lama Sido Muncul menjadi populer yang disertai tambah lakunya produk-produk jamu Sido Muncul, seperti Kuku Bima Energi, Tolak Angin, Kopi Ginseng, Kopi Energi dan lain-lain.
Bahkan, kata Irwan, seakan-akan fenomena mudik gratis ini menjadi trade mark-nya produk Sido Muncul.
Dampak langsung bagi perusahaan, kata Irwan, keuntungan perusahaan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
''Keuntungan kami terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Keuntungan itu sudah barang tentu mengikuti pertumbuhan omzet, hingga dalam lima tahun terakhir omzet perusahan naik mencapai 800 persen.''
Irwan tak terlalu hirau terhadap istilah untuk kegiatannya itu, apakah itu yang dinamakan CSR (Corporate Social Responsibility) atau apa. Bagi dia yang penting berbagi berkat kepada sesama. Itu saja.
Karena itu, kata Irwan Hidayat, pada akhirnya program mudik yang awalnya cuma dilatarbelakangi oleh keinginan untuk sekedar memberikan hadiah itu, menjadi bagian dari tanggung jawab sosial korporat.
''Artinya kami mengalokasikan dana tanggung jawab sosial lewat cara memudikkan orang-orang yang mempunyai andil memajukan perusahaan, ya seperti mereka itu, penjual jamu, pedagang asongan. Tanggung jawab sosial lain ada seperti memberikan penghargaan,'' katanya. (DJO)

Senin, 19 Oktober 2009

Pelantikan Rektor Universitas INDONUSA Esa Unggul



Pelantikan Rektor Baru Universitas INDONUSA Esa Unggul: DR. Ir. Arief Kusuma, AP, MBA resmi menggantikan Prof. Dr. Hj. Kemala Motik Abdul Gafur, MM, selaku rektor Universitas INDONUSA Esa Unggul periode 2009 – 2014. Acara pengambilan sumpah dan pelantikan rektor baru berlangsung di Aula Kemala Kampus Emas Universitas INDONUSA Esa Unggul,
Jl. Terusan Arjuna, Tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta, Senin (19/10).
Pelantikan rektor baru disaksikan Koordinator Kopertis Wilayah III; Ketua Yayasan Kemala, Abdul Gafur; para dosen, guru besar dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas INDONUSA Esa Unggul; serta para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Abdul Gafur mengharapkan, demi meningkatkan status universitas kelas dunia rektor harus terus mengembangkan pogram-program unggulan dan menciptakan program-program inovatif. DJO

Sabtu, 17 Oktober 2009

Menyingkap Misteri Dahsyatnya Berbagi (1)




Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul:
Ringan Tangan Membantu Sesama

Masyarakat bangsa ini sudah tak asing lagi dengan eksistensi Sido Muncul. Betapa tidak, pabrik jamu terbesar di tanah air nyaris tak pernah absen mengadakan bakti sosial di lokasi bencana.
Mengapa, dan apa yang melatarbelakangi semangat Irwan Hidayat, Bos PT Sido Muncul, sebagai produsen Kuku Bima Energi dan Tolak Angin ini, sedemikian peduli?
‘’Ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada korban bencana alam yang sebenarnya tidak begitu besar. Nilainya sih tidak begitu besar, tapi mudah-mudahan bisa sedikit meringankan beban saudara-saudara yang mengalami musibah,’’ tutur Irwan Hidayat, merendah.
Selain itu, bakti sosial itu juga sebagai wujud CSR (corporate social responsibility), sekalian memperkenalkan produk. Namun, yang terpenting adalah warga korban sedikit terbantu dan diringankan bebannya. Promosi ituboleh dikatakan nomor sekianlah.
Bakti sosial macam ini sudah lama dan sudah biasa dilakukan
Irwan. Dia akan mendatangi siapa pun yang terkena bencana. Pertimbangannya semata-mata kemanusiaan. Apa pun latar belakang korban, dia bersama segenap timnya akan menjenguk korban.
Setiap ada bencana alam, Irwan Hidayat bersama segenap stafnya selalu berusaha turun langsung ke lokasi kejadian. Selaku Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan selain membawa bantuan material, juga mengajak bintang iklan beberapa produknya.
"Tapi misi kami murni untuk membantu sesama. Misi sosial, bukan mau promosi produk," tegas Irwan Hidayat.
Belum cukup istirahat mengadakan baksi social membantu korban gempa di Tasik Malaya dan Garut, Jawa Barat, Tim Sido Muncul bergegas ke Sumatera Barat.
Gempa yang melanda Padang dan sekitarnya dengan kekuatan 7,6 SR pada 30 September 2009 lalu, meluluh-lantakkan kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat mengakibatkan kerugian materi yang besar dan merenggut 800-an korban jiwa.
Tim Sido Muncul dipimpin langsung oleh Irwan Hidayat, Direktur Utama PT SidoMuncul didampingi ikon Kuku Bima Energi, Donny Kesuma dan artis Nina Tamam meninjau langsung lokasi gempa di wilayah kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat untuk memberikan bantuan secara langsung bagi para korban.
Sebelumnya PT Sido Muncul melalui produk-produk unggulannya Tolak Angin dan Kuku Bima Energi juga memberikan bantuan bagi korban gempa Tasikmalaya, Garut, Jawa Barat, September yang lalu senilai Rp 850 juta.
“Kami langsung mendatangi lokasi bencana agar kami bisa cepat berada di lokasi bencana untuk membantu para korban, baik yang selamat maupun yang mengalami cedera berat, yang saat ini dirawat di rumah sakit maupun di tenda-tenda darurat halaman rumah sakit yang hancur akibat gempa,” ujar Irwan Hidayat.
PT Sido Muncul memberikan bantuan berupa pakaian, obat-obatan yang umumnya digunakan di daerah bencana, obat-obatan yang berkaitan dengan patah tulang /implant, alat-alat kesehatan dan produk-produk Sido Muncul seperti Tolak Angin Cair, Tolak Angin Flu, Kuku Bima Energi dan Kuku Bima Kopi Energi.
Irwan Hidayat menjelaskan, pihaknya juga menggalang dana dari para kolega untuk para korban gempa Padang. Para kolega terdiri dari perwakilan, distributor Sido Muncul seluruh Indonesia dan sejumlah perusahaan dan perorangan.
PT Sido Muncul sendiri memberikan bantuan senilai Rp 1 miliar. Sementara hasil penggalangan dana dari rekan sejawat Sido Muncul sebanyak Rp 754.750.000,- sehingga total bantuan yang diberikan Sido Muncul dan rekan sebesar Rp 1.754.750.000,-. Pemberian bantuan akan diberikan dalam dua tahap. Pada tahap pertama sumbangan senilai Rp 1.005.000.000,-
Bantuan juga dalam bentuk pengiriman Tenaga Medis (Dr. Orthopedi, Obat Implant dan alat-alat kesehatan) senilai Rp 200 juta. Tenaga medis yang dikirimkan diantaranya: dr. Lianda Tamara; dr. Lia Marliana; dr. Jachja Achmad; dr. Febrianti; dr. Patilasa Trisna Nilawati; dr. Ian Afiana; dr. Irwan Yusuf dan dr. Hafiz Nafiudin. (DJO)

Rabu, 14 Oktober 2009

Paket Super Murah Mamografi Rp 88.000




Siloam Hospitals Dorong
Masyarakat SADARI

Teks foto: dr. Nina L. Supit, SpRad-Spesialis Radiologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk- sedang memberikan presentasi "Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Mamografi" di Jakarta, Rabu (14/10). Turut memberikan presentasi tentag kanker payudara, dr. Grace Frelita, Chief Operating Medical Officer Siloam Hospitals Group (duduk paling kiri)dan Rima Melati-Survivor of Breast Cancer (duduk tengah).

Jakarta: Dalam upaya memenuhi ketentuan pelayanan sesuai UU Rumah Sakit untuk menjangkau masyarakat seluas-luasnya, Siloam Hospitals Lippo Village dan Siloam Hospitals Kebon Jeruk menyediakan paket mamografi dengan tarif sangat murah, Rp 88.000.
Program ini merupakan bagian dari CSR (Corporate Social Responsibility) Siloam Hospitals menyusul suksesnya kampanye serviks terdahulu.
Paket spesial mamografi dirancang untuk mendorong setiap wanita melakukan pemeriksaan regular deteksi dini kanker payudara berlaku selama 3 bulan ke depan.
Program ini meliputi: dua kali konsultasi dengan dokter, satu tahun keanggotaan melalui My Siloam Card dan berbagai keuntungan lainnya.
The American Cancer Society memperkirakan sekitar 465.000 wanita di dunia meninggal akibat kanker payudara pada tahun 2007 dan 1,3 juta kasus baru terdiagnosa.
Berdasarkan data Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ), kanker payudara merupakan pembunuh wanita kedua di Indoensia setelah kanker serviks. Di Indonesia sendiri diperkirakan 10 dari 100.000 orang menderita kanker payudara.
Dr. Grace Frelita, Chief Operating Medical Officer Siloam Hospitals mengatakan, tidak seperti kanker jenis lainnya, kanker payudara adalah jenis kanker yang dapat dicegah karena merupakan jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini.
“Kelainan di payudara dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan tahunan seperti mamografi sebelum akhirnya menjadi ganas dan mematikan,’’ katanya.
SADARI bulanan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical Breast Examination /Â CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini. 70 persen penderita kanker payudara dating menemui dokter atau rumah sakit dengan stadium yang sudah lanjut.
“Di Indonesia, pengobatan dan pencegahan yang seringkali terlambat adalah beberapa factor utama yang berkaitan dengan tingginya angka kematian kanker payudara. Masalah ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kanker payudara,’’ kata Eddy Handoko, CEO Siloam Hospitals Group.
Menurut Eddy, Siloam Hospitals Group, melalui program spesial ini, mempunyai tujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan payudara secara teratur. “Melalui program ini, kami berharap diagnosa dini dan pengobatan kanker payudara bisa dijangkau masyarakat luas,” katanya. DJO

Selasa, 13 Oktober 2009

Depag Siapkan Dana Tanggap Darurat Rp 117,8 M




Sarana Pendidikan Islam Di
Tiga Provinsi Segera Rehab


Teks foto: Dirjen Pendidikan Islam Depag,Prof.Dr. Mohammad Ali (kiri) dan Direktur Pendidikan Madrasah, Firdaus Basyuni (kanan) memebrikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (13/10)

Jakarta: Departemen Agama (Depag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan melakukan rehabilitasi ratusan sarana pendidikan Islam yang hancur akibat gempa di Sumatera Barat (Sumbar), Jawa Barat dan Jambi.
Sarana dan prasarana pendidikan Islam yang rusak akibat gempa di Jawa Barat, Jambi dan Sumbar meliputi sarana-prasarana pendidikan Islam seperti pondok pesantrem Raudlatul Athfal (RA), Madrasah ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Perguruan Tinggi Agama (PTA).
‘’Tidak hanya itu, sarana prasarana ibadah dan perkantoran keagamaan juga turut hancur akibat gempa tersebut,’’ kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Prof.Dr. Mohammad Ali dalam konferensi pers “Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Penanggulangan Pasca Bencana Gempa Bumi di Jabar, Sumbar dan Jambi” di Jakarta, Selasa (13/10).
Menurut Mohammad Ali, pondok pesantren dan pendidikan Diniyyah di Jawa Barat ada 115 bangunan yang rusak, di Sumbar sebanyak 41. Sedangkan RA (TK Islam) sebanyak 7 ruang kelas rusak di Jawa Barat, dan 35 ruang kelas di Sumbar. Untuk MI, yang rusak sebanyak 281 ruang kelas di Jawa Barat, di Jambi 4 ruang kelas, dan Sumbar 161 ruang kelas.
Sedangkan untuk MTs, sebanyak 252 ruang kelas di Jawa Barat, Jambi 6 ruang kelas, dan Sumbar 219 ruang kelas. Untuk MA, di Jawa Barat ada 38 ruang kelas yang rusak, Jambi dua ruang kelas, dan Sumbar 118 ruang kelas. Dan untuk PTAN, di Sumbar ada tiga lokasi, dan PTAIS ada tiga lokasi.
Mohammad Ali menjabarkan rincian dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi bangunan tersebut. Untuk rusak berat diberikan dana sebesar Rp 70 juta, rusak sedang Rp 50 juta, rusak ringan Rp 40 juta dan bangun baru Rp 90 juta.
Perkiraan kebutuhan biaya rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan sebesar Rp 117.869.543.000. Rinciannya dari total dana yag dibuthkan itu sebagai berikut ponpes dan pendidikan diniyah, dana yang dibutuhkan sebesar Rp 11.565.000.000. Jawa Barat akan menerima sebesar 5.345.000.000, dan Sumbar akan menerima sebesar Rp 6.220.000.000.
Sedangkan untuk RA, Jabar akan menerima sebesar Rp 460.000.000, dan Sumbar akan menerima sebesar Rp 2.120.000.000. Untuk MI, Jabar mendapat Rp 19.860.000.000, Sumbar sebesar Rp 8.600.000.000 dan Jambi sebesar Rp 200.000.000. Untuk MTs, Jabar akan menerima sebesar Rp 14.330.000.000, dan Sumbar sebesar Rp 12.300.000, sedangkan Jambi akan menerima Rp 330.000.000.
Untuk MA, lanjut Mohammad, Jabar akan mendapat Rp 2.190.000.000, Sumbar sebesar Rp.6.460.000.000, dan Jambi sebesar Rp 90.000.000. Untuk PTAI terdiri dari IAIN Imam Bonnjol yang mengalami rusak berat dengan keperluan dana sebesar 37.248.958.000. STAIN Batu Sangkar mengalami ruska ringan dengan keperluan dana sebesar Rp 531.635.000, STAIN Bukit Tiggi mengalami rusak ringan dengan keperluan dana sekitar Rp 548.000.000.
Terdapat tiga PTAIS yaitu FAI Universitas Muhammadiyah Padang, STAI PIQ Padang, dan STAI Imam Bonjol Padang Panjang mengalami rusak ringan dan membutuhkan dana sebesar Rp 500.000.000.
Sementara itu, lanjut Mohammad Ali, IAIN Imam Bonjol juga membutuhkan dana tanggap darurat untuk tenda, obat-obatan, santunan, sebesar Rp 39.364.543.000.
Untuk bantuan tanggap darurat, kata Ali, dalam penanggulangan bencana untuk bidang pendidikan Islam di Jabar, Sumbar dan Jambi sudah tersedia dalam Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2009 sebesar Rp 10,6 miliar.
Untuk ponpes berupa dana blockgrant sebesar Rp 1,1 miliar, untuk pendidikan madrasah berupa dana blockgrant Ditjen Pendis sebesar Rp 3 miliar, berupa dana Rehab MI Kawil Jabar sebesar Rp 4,5 miliar.
Untuk PTAI berupa dana blockgrant Ditjen Pendis sebesar Rp 2 miliar. Selain itu, Depag juga mengirimka tenda ke lokasi bencana sebanyak 200 buah senilai Rp 1,2 miliar.
Pembiayaan rehabilitasi pasca bencana, lanjut Ali, dialokasikan dari APBN Depag (Pusat, Daerah dan satuan kerja masing-masing) pada tahun anggaran 2009 dan tahun anggaran 2010, serta diupayakan pula dari dana bantuan negara atau lembaga donor.
"Dana untuk bantu menanggulangi tanggap darurat dan untuk rehabilitasi diambil dari APBN 2009 sebesar Rp 10,6 miliar dan sisanya akan dimasukkan dalam APBN 2010," papar Ali.
Menurut Ali, ada juga bantuan dana dari luar negeri. "Ada kesediaan dari pemerintah Australia sebesar 17 juta dolar AS dan hanya diperuntukkan untuk rehabilitasi sekolah dan madrasah negeri," katanya. DJO

Mufti Suriah: Agama Datang Untuk Kehidupan




Terorisme Dan Radikalisme
Musuh Semua Agama

Teks foto: Mufti Besar Suriah, Syekh DR Ahmad Badruddin Hassoun sedang memberikan ceramah umum

Jakarta: Mufti Besar Suriah Syekh Dr Ahmad Badruddin Hassoun mengatakan, kebinekaan merupakan kekayaan. Allah memberikan kita musim panas, musim hujan, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Keberadaan dan perbedaan agama pun sebagai rahmat yang harus disyukuri.

''Agama datang untuk kehidupan. Kehidupan yang tenang, aman dan damai. Tapi jika kehidupan ini dijadikan sebagai industri peperangan tentu hidup manusia tidak akan aman,'' katanya dalam ceramah umum bertema ''Islam Rahmatan Lil 'Alamin'' di kantor Depag Jl. MH Thamrin Jakarta, Sabtu (10/10).
Oleh karena itu, kata Syekh Badruddin, kehidupan harus dikembalikan menjadi industri kecintaan yang diharapkan tercipta suatu kedamaian. Kita harus mengembalikan pandangan yang dinilai keliru, selama ini telah menuduh dan menyalahkan Islam, Kristen, Budha dan lain-lain. Tuduhan negative terhadap suatu agama itu harus dibuang jauh-jauh. Apakah Buddha mengizinkan umatnya untuk menghancurkan masjid di India ? Ternyata tidak. Buddha selalu mengatakan dengan kecintaan akhlak, begitu juga Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
Dia memberikan solusi bahwa ada dua pilihan hidup di dunia ini. Kita menjadikan kehidupan sebuah rahmat atau kehidupan dihancurkan oleh globalisme. Supaya kita menjadi rahmat, maka kita harus saling mengakui fluralisme, di antara tanda-tanda kebesaran Tuhan, penciptaan dunia ini dan perbedaan lidah dan bahasa kita, kita harus mengembalikan integrasi dan kerjasama sesama kita seperti terjadi di Bosnia dan Herzegovina dan Kroasia. Ini yang harus ditinjau kembali. Jangan membagi-bagi dan mengkotak-kotakkan.
"Bumi ini diciptakan untuk makhluk hidup. Untuk kita semua. Semua berhak hidup di bumi ini, agama apa pun, Islam, Kristen Budha, dan lain-lain. Kita harus berpacu untuk menghidupkan manusia dan memuliakan manusia demi keberlangsungan hidup mereka. Kita harus membela orang yang dizholimi," katanya.
Sementara itu, dalam kata sambutannya Menag Maftuh Basyuni mengatakan, semangat perdamaian, kerukunan, toleransi dan keterbukaan merupakan semangat dasar yang dianut oleh semua agama dan keyakinan yang ada di tanah air.
‘’Oleh karena itu, terorisme dan paham keagamaan radikal sepenuhnya dapat dipandang sebagai musuh semua agam,’’ katanya.
Menurut Maftuh Basyuni, dalam konteks ajaran Islam, semangat perdamaian dan toleransi antarumat memiliki landasan legitimasi yang kokoh, karena ajaran ini hadir dengan misi rahmatan lil alamin.
Misi rahmatan lil alamin, kata Menag, yakni menciptakan peradaban yang penuh kasih dan damai, tidak saja bagi umat manusia seluruhnya, apa pun penghuni alam raya. Untuk itu, paradigma Islam sebagai rahmatan lil alamin harus terus dikedepankan, dan disebarluaskan agar menjadi arus utama pemahaman keagamaan dalam Islam yang termanifestasikan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Menag menjelaskan bangsa Indonesia adalah bangsa yang hidup dalam suasana pluralitas suku, asal usul, ras, budaya dan agama, sehingga terbiasa dengan berbagai perbedaan, dan menerima perbedaan tersebut dengan prinsip hidup berdampingan secara damai. Prinsip ini sudah sejak lama berjalan dengan baik dalam balutan semangat kesatuan yang terekspresikan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Sayangnya, lanjut Menag, dalam mengarungi arus modernisasi dan derap perubahan sosial yang cepat, kedamaian yang sudah berlangsung lama itu terganggu dengan munculknya konflik-konflik sosial dengan semangat pembedaan dan pembelaan etnik dan agama, sehingga integritas ke Indonesiaan dan kerukunan, terutama kerukunan umat beragama yang pernah dibanggakan bahkan diakui oleh bangsa lain.
Dari hasil-hasil kajian dan penelitian yang dilakukan banyak pihak, menunjukkan bahwa apa yang dinamakan konflik social bernuansa agama yang terjadi selama ini pada hakikatnya bukan disebabkan oleh agama itu sendiri, melainkan oleh perilaku keserakahan dan ketidakadilan individu maupun kelompok terhadap akses kepada bidang politki, kekuasaan, dan ekonomi.
Dia mengatakan konflik kepentingan seperti ini yang kemudian dibalut dengan simbol-simbol, sentimen dan semangat keagamaan, memunculkan tindak kekerasan dan kerusuhan sosial, termasuk aksi terorisme yang mengatasnamakan agama.
"Kita sangat prihatin, ketika Islam yang merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia dikaitkan dengan aksi-aksi terorisme yang dilakukan oleh segelintir orang yang memiliki pemahaman keagamaan menyimpang dari mainsream pemikiran Islam," paparnya.
Untuk itu, kata Menag, kita sangat menyayangkan adanya penyimpangan pemahaman keagamaan yang berdampak pada terganggunya persatuan dan kesatuan, serta bangunan toleransi dan keadamian yang telah kita bangun selama ini. DJO

Kamis, 08 Oktober 2009

SidoMuncul Bantu Korban Gempa Sumbar




Galang Dana Bersama Rekan Sejawat Terkumpul Rp 1.749.750.000


Padang:Gempa yang melanda Padang dan sekitarnya dengan kekuatan 7,6 SR pada 30 September 2009 lalu, meluluh-lantakkan kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat mengakibatkan kerugian materi yang besar dan merenggut 800-an korban jiwa.
Tim Sido Muncul dipimpin langsung oleh Irwan Hidayat, Direktur Utama PT SidoMuncul didampingi ikon Kuku Bima Energi, Donny Kesuma dan artis Nina Tamam meninjau langsung lokasi gempa di wilayah kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat untuk memberikan bantuan secara langsung bagi para korban.
Sebelumnya PT Sido Muncul melalui produk-produk unggulannya Tolak Angin dan Kuku Bima Energi juga memberikan bantuan bagi korban gempa Tasikmalaya, Garut, Jawa Barat, September yang lalu senilai Rp 850 juta.
“Kami langsung mendatangi lokasi bencana agar kami bisa cepat berada di lokasi bencana untuk membantu para korban, baik yang selamat maupun yang mengalami cedera berat, yang saat ini dirawat di rumah sakit maupun di tenda-tenda darurat halaman rumah sakit yang hancur akibat gempa,” ujar Irwan Hidayat.
PT Sido Muncul segera memberikan bantuan berupa pakaian, obat-obatan yang umumnya digunakan di daerah bencana, obat-obatan yang berkaitan dengan patah tulang /implant, alat-alat kesehatan dan produk-produk Sido Muncul seperti Tolak Angin Cair, Tolak Angin Flu, Kuku Bima Energi dan Kuku Bima Kopi Energi.
Irwan Hidayat menjelaskan, saat ini pihaknya menggalang dana dari para kolega untuk para korban gempa Padang. Para kolega terdiri dari perwakilan, distributor Sido Muncul seluruh Indonesia dan sejumlah perusahaan dan perorangan.
PT Sido Muncul sendiri memberikan bantuan senilai Rp 1 miliar. Sementara hasil penggalangan dana dari rekan sejawat Sido Muncul sebanyak Rp 754.750.000,- sehingga total bantuan yang diberikan Sido Muncul dan rekan sebesar Rp 1.754.750.000,-. Pemberian bantuan akan diberikan dalam dua tahap. Pada tahap pertama sumbangan senilai Rp 1.005.000.000,-
Bantuan pada tahap pertama akan diberikan melalui beberapa lembaga pemerintahan, lembaga independen ataupun yayasan dengan perincian:
1. Kabupaten Padang Pariaman berupa uang tunai, pakaian dan produk-produk Sido Muncul senilai Rp 110 juta, bantuan perbaikan Masjid Kuraitaji Rp 10 juta melalui Walikota Padang.
2. Kabupaten Pariaman berupa uang tunai, pakaian dan produk-produk Sido Muncul senilai Rp 110 juta melalui Bupati setempat.
3. Kodya Padang senilai Rp 100 juta.
4. Paroki Padang senilai Rp 75 juta.
5. Yayasan Himpunan Tjinta Teman (HTT) senilai Rp 50 juta.
6. Himpunan Bersatu Teguh (HBT) senilai Rp 50 juta.
7. Melalui Dompet Dhuafa Singgalang senilai Rp 50 juta.
8. Pengiriman Tenaga Medis (Dr. Orthopedi, Obat Implant dan alat-alat kesehatan) senilai Rp 200 juta. Tenaga medis yang dikirimkan diantaranya: dr. Lianda Tamara; dr. Lia Marliana; dr. Jachja Achmad; dr. Febrianti; dr. Patilasa Trisna Nilawati; dr. Ian Afiana; dr. Irwan Yusuf dan dr. Hafiz Nafiudin.
9. Pengobatan Rumah Sakit Yos Sudarso senilai Rp 150 juta.
10. Bantuan pengadaan air bersih melalui Yayasan Dian Desa senilai Rp 100 juta. DJO

Selasa, 06 Oktober 2009

Kuliah Umum Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UMB



Kekuatan Media Massa Ancaman Bagi Demokrasi?


Jakarta: Dalam fungsi tradisionalnya, media massa sering diposisikan sebagai ‘’watch dog’’ kekuasaan. Bahkan diletakkan sebagai pilar ke-4 negara demokrasi, diluar kekuatan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Tujuannya adalah sebagai kekuatan kontrol terhadap kekuasaan. Maksudnya pemberitaan dan opini media massa bisa menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan penyelenggara negara.
‘’Melalui kebebasan pers itulah akan terwujud suatu pemerintahan yang hati-hati, cerdas dan bijaksana. Karena itu kebebasan freedom of publication menjadi salah satu prasyarat terwujudnya system demokrasi,’’ kata Staf Hali Menkominfo, Henry Subiakto pada kuliah umum Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UMB (Universitas Mercu Buana) di Kampus UMB Menteng Raya no. 29, Jakarta Pusat, Sabtu (3/10).
Akan tetapi, kata Henry Subiakto-- yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN Antara, perkembangan teknologi komunikasi, globalisasi dan komersialisasi media massa telah memunculkan persoalan baru. Dewasa ini media massa tumbuh tidak hanya menjadi kekuatan pengontrol kekuasaan. Media massa itu sendiri telah menjadi kekuatan yang berpengaruh secara politik, ekonomi dan budaya.
‘’Kekuatan media massa justru bisa menjadi ancaman tersendiri bagi demokrasi,’’ katanya.
Dewasa ini telah terjadi gejala ketidakpercayaan di seluruh dunia terhadap institusi politik. Warga negara semakin tidak berdaya di hadapan institusi politik, ekonomi, dan juga di hadapan media massa. Ini ironi.
Dalam konteks kekhawatiran terhadap perkembangan media massa, Henry mengutip analisis pakar komunikasi Robert Mc Chesney bahwamembangun system media massa sangat penting untuk mendemokratisasikan masyarakat.
Bagi Chesney, demoatis tidaknya suatu negara tak cukup hanya dilihat dari system politiknya saja. Dia menekankan pentingnya perubahan system media sebagai bagian dari demokratisasi masyarakat.
‘’Maka jutaan orang yang dulunya tak pernah memikirkan tentang media, sekarang bekerja keras, berjuang mengubah system dan kebijakan media. Mendemokratisasikan masyarakat harus pula dilakukan kampanye untuk mengubah system media. Jika itu tidak dilakukan, hasilnya akan semakin jauh dari yang diharapkan,’’ papar Henry yang juga dosen program poascasarjana Universitas Airlangga. DJO

Senin, 05 Oktober 2009

Menag: Jaga Terus Kerukunan Umat



Kantor Departemen Agama Di Jl MH Thamrin Diresmikan


Teks Foto: Didampingi Mantan Menteri Agama Malik Fajar, Sekjen Depag Bahrul Hayat dan Walikota Jakarta Pusat Sylviana Murni, Menag M. Maftuh Basyuni menandatangani prasasti peresmian gedung baru DepartemenAgama di Jl.MH Thamrin No.6 Jakarta Pusat,Senin (5/10).


Jakarta: Guna meningkatkan persatuan dan kesatuan umat beragama, Departemen Agama mengumpulkan semua direktorat pembinaan masyarakat dalam satu gedung baru yang refresentatif, yaitu Ditjen Bimas Islam, Ditjen Bimas Kristen Protestan, Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu, Ditjen Bimas Budha, dan Kong Huchu.
Selain itu di dalam gedung berlantai 20 ini akan diisi untuk Balitbang dan Diklat Depag, enam Bimas. Mereka dikumpulkan dalam satu gedung agar kerukunan umat beragama tetap terjaga. Bahkan semakin rukun, jika Lembaga Kerukunan Umat Beragama (LKUB) juga ditempatkan di gedung megah itu.
"Kami mengharapkan gedung ini dapat mempererat persatuan dan kesatuan. Semua agama yang diakui di Indonesia mendapat tempat di sini. Untuk itu jangan ada lagi pertentangan,’’ kata Menag Maftuh Basyuni saat meresmikan penggunaan gedung kantor Departemen Agama di Jalan MH Thamrin Jakarta, Senin siang (5/10).
Menurut Menag, pertentangan itu tidak ada yang benar, semuanya salah. ‘’Yang benar itu kita harus rukun satu sama lainnya," kata Menag.
Lebih lanuut Maftuh menjelaskan, gedung ini dibangun di lokasi gedung utama Departemen Agama yang mulai digunakan sebagai kantor pusat sejak 1963 pada masa Menteri Agama almarhum KH Syaifuddin Zuhri. Ide mendirikan kantor pusat yang dapat menampung seluruh kegiatan Departemen Agama di Jalan MH Thamrin ini muncul sejak lama, bahkan sebelumnya sempat terbengkalai pembangunannya.
Hadir dalam acara tersebut mantan Menag H Malik Fadjar, Sekjen Depag Bahrul Hayat, Walikota Jakarta Pusat Hj Sylvia Murni, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Ali Mustafa Yaqub dan sejumlah undangan lainnya.
Menurut Menag, beberapa Menteri Agama setelah periode KH Saifuddin Zuhri, yaitu almarhum KH Mohammad Dachlan, Prof Dr HA Mukti Ali dan H Alamsjah Ratu Prawiranegara berkantor di Jalan MH Thamrin No. 6 ini, sebelum adanya gedung di Jalan Lapangan Banteng Barat yang diresmikan oleh Menteri Agama almarhum H Munawir Sjadzali MA.
Keberadaan gedung perkantoran Departemen Agama di lokasi yang amat strategis ini, lanjut Menag, dipertahankan karena merupakan salah satu tapak sejarah Departemen Agama.
"Kepada jajaran Departemen Agama, saya berpesan peliharalah gedung ini sebaik-baiknya dan pancarkan misi Departemen Agama dari tempat ini," katanya. DJO

Jumat, 02 Oktober 2009

Lustrum Ke-5 Tanam ‘’Time Capsule’’



Universitas Terbuka Siap Mendunia


Teks foto: Rektor UT, Tian Belawati (tengah menarik tali) disaksikan sekretaris Ditjen Dikti, Haris Iskan dan para undangan, sedang menurunkan “time capsule” ke dalam bunker di Kampus UT Pusat.


Jakarta: Universitas Terbuka (UT) yang didirikan sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) ke-45 pada 4 September 1984, kini genap berusia 25 tahun.
Untuk memperingati HUT-nya UT menyelenggarakan peringatan dalam bentuk Lustrum ke-5 UT bertema “25 Tahun Melayani Bangsa: UT Menuju PTJJ Unggulan Dunia 2020”.
Rangkaian kegiatan dimulai 2 Mei 2009 dengan menyelenggarakan berbagai perlombaan dan pertandingan diikuti seluruh keluarga besar karyawan UT Pusat, para stakeholder (pemangku kepentingan) dan para utusan perguruan tinggi di sekitar Ciputat dan Pamulang.
Pada 4 September 2009 UT menyelenggarakan peringatan Lustrum ke-5 yang dihadiri Walikota Tangerang Selatan dan segenap jajaran pimpinan lainnya.
Pada puncak acara Jumat (2/10) ditandai dengan penanaman time capsule dilanjutkan seminar nasional dengan tema “Pendidikan Terbuka dan Jarak jauh sebagai Wahana Pembangunan Jatidiri Bangsa”.
Time capsule adalah kumpulan sample dokumen, benda yang bersifat ikonik dan produk pendidikan yang mencerminkan proses dan hasil capaian pendidikan UT selama 25 tahun. Kumpulan ini berisi berbagai ikon perkembangan pendidikan nasional sebagai pilar peradaban bangsa, dan dikemas dalam suatu “kapsul” yang dibuat dari bahan yang dapat bertahan lama di dalam bumi.
Ditanam di dalam bunker kecil berukuran 1x1 meter di depan gedung UTCC (Universitas Terbuka Convention Centre) di aera Kampus UT Pondok Cabe, Tangerang, Banten.
‘’Kapsul ini, apabila ditemukan 100 tahun lagi, maka generasi mendatang dapat melihat dokumen tersebut,’’ kata Tian.
Penanaman time capsule dilandasi oleh pemikiran bahwa kehidupan manusia secara perseorangan sangat dibatasi oleh life cycle yang bersifat natural dari lahir, berkembang, mencapai puncak, menurun, dan pada akhirnya wafat.
Namun peradaban yang dibangun oleh manusia memiliki life cycle yang mempunyai rentang yang lebih panjang dan bervariasi, karena peradaban suatu bangsa dibangun secara berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam konteks itulah terjadi proses pewarisan dan transformasi budaya.
Oleh karena itu proses pewarisan dan transformasi budaya, termasuk budaya pendidikan, harus dilakukan dengan sadar oleh setiap generasi agar terbangun alur peradaban yang mengusung nilai dan moral kolektif yang diteruskan dan dikembangkan dari generasi ke generasi. Itulah makna sesungguhnya dari adagium historia vitae magistra, yang secara ikonik dapat dicerminkan dalam bentuk time capsule itu.
Sedangkan seminar nasional didasari sebagai sebuah refleksi atas perjalanan pengabdian UT terhadap bangsa Indoensia, pemancangan tonggak sejarah atau prasasti UT dalam transformasi pendidikan sebagai unsure pengembangan kemampuan, pembangunan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. Serta komitmen masa depan untuk memberi kontribusi yang lebih besar lagi terhadap upaya pencerdasan kehidupan bangsa sebagaimana dimaksudkan dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Apalagi setelah 25 tahun mengabdi UT kini berkembang pesat dengan jumlah mahasiswa 596.922 orang dengan jumlah alumni 764.478 orang, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
"Jika dihimpun UT memiliki sekitar lebih dari 2 juta mahasiswa dan lulusan," kata Rektor UT, Prof Ir Tian Belawati, M.Ed, Ph.D.
Oleh karena itu, untuk lebih memaksimalkan peran UT dalam turut mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa terkendala waktu dan ruang, dalam peringatan Lustrum ke-5 UT 4 September 2009 yang lalu, diluncurkan pula website baru UT, aplikasi layanan pelanggan, dan mobile learning.
Dalam upaya memperluas akses dan menciptakan suasana belajar yang lebih efektif itulah, UT membuat terobosan baru yaitu sistem pembelajaran online melalui M-Learn dan website, serta CRM.
Lebih lanjut Tian Belawati mengemukakan, belajar sekarang bisa dilakukan dimana saja, bisa di angkot atau busway. Yang penting mahasiswanya pakai smartphone yang membuka akses WAP atau GPRS.
Menurut Tian, sebenarnya sistem pembelajaran online ini sudah lama dilakukan oleh UT. Tetapi selama ini hanya dapat dilakukan melalui komputer yang terkoneksi dengan internet.
‘’Kendalanya tidak setiap mahasiswa UT punya komputer atau tersambung dengan jaringan internet,’’ katanya.
Selain itu dengan system M-Learn, diharapkan kendala keterbatasan koneksi internet di daerah dapat diatasi. Sebab M-Learn merupakan fasilitas tambahan untuk proses pembelajaran secara online dengan menggunakan telepon selular (handphone/HP).
Menurutnya, hampir semua masyarakat baik di kota maupun di desa saat ini sudah memiliki telepon selular. Bahkan sebagian besar diantaranya sudah memiliki fasilitas GPRS dan WAP serta sedangkan untuk kota-kota besar sudah berbasiskan HSDPA.
Prinsip pembelajaran melalui media HP ini sebenarnya sama dengan totorial online. M-Learn dapat diakses melalui browser di handphone dengan alamat http://mlearn.ut.ac.id.
Pada Lustrum ke-5 ini UT juga meluncurkan website baru UT yang tampilan dan kontennya lebih segar.
Menurut Tian, perubahan ini didasari pada semangat membangun komunikasi yang lebih komunikatif dengan para mahasiswa dan pemangku kepentingan, sehingga memudahkan mereka dapat mendapatkan layanan informasi UT melalui jaringan internet.
Sedangkan CRM, merupakan aplikasi layanan untuk mengakomodasi keluhan pelanggan. ‘’Melalui CRM ini, para mahasiswa dapat mengetahui proses penyelesaian komplain/keluhan mereka secara online,’’ kata Tian. DJO

UT Akan Lebih Banyak Manfaatkan TIK




Teks foto: Rektor UT, Prof Ir Tian belawati, M.Ed, Ph.D


Jakarta: Universitas Terbuka (UT) genap 25 tahun merupakan tonggak sejarah yang menandakan UT mampu memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi masyarakat Indonesia.
Mengingat fungsinya sangat strategis bagi pelayanan pendidikan tinggi jarak jauh, ke depannya UT akan lebih banyak lagi memfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK/ICT).
"Selama 25 tahun UT terus berupaya untuk memperbaiki diri dalam mengembangkan dan berinovasi agar dapat memberikan layanan pendidikan yang lebih baik, terutama dalam lebih menjangkau dalam segi biaya dan akses penggunaan media pembelajaran jarak jauh," kata Rektor UT Tian Belawati seusai puncak acara Lustrum ke-5 UT di kampus UT Pusat Pondok Cabe, Tangerang, Banten, Jumat (2/10).
Untuk mendorong pencapaian pelayanan pendidikan yang lebih baik, UT telah meluncurkan mobile learning dan bikin web baru dengan menu-menu layanan yang dinamis.

"Pada web sebelumnya belum ada fasilitas toturial online dengan smart phone kita. Peluncuran dua produk layanan pendidikan tersebut untuk memberikan kemudahan mahasiswa dalam memperoleh layanan pembelajaran di mana saja melalui ponselnya yang telah dilengkapi dengan fasilitas GPRS dan WAP," kata Tian. Mobile learning dapat diakses pada alamat web melalui ponsel kita http://mlearn.ut.ac.id.
Selain itu UT juga meluncurkan suatu aplikasi yang dapat membantu peningkatan pelayanan kepada stakeholders yang disebut "costumer in action management". Aplikasi ini sudah biasa dilakukan oleh dunia bisnis.
"Dengan aplikasi itu, seluruh masukan atau permasalahan masyarakat dapat kami respon secara sistematik. Dan ke depan UT akan lebih banyak lagi memfaatkan teknologi berbasis informasi dan komunikasi," katanya DJO

Kamis, 01 Oktober 2009

Simposium Bahas Problem Kulit


Pede Dengan Kulit Wajah Tetap Remaja


Teks foto: Dr. FX Hanny Suwandhani, Sp.KK (kanan) dan dr. Abraham Arimuko, Sp.KK (kiri) memberikan keterangan kepada pers di Jakarta, kemarin (1/10)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Cabang Jakarta dan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) akan mengadakan symposium, workshop, demo dan pameran bertema ‘’Skin Aging and Rejuvenation; Toward a Better Future’’ di Auditorium Lantai VI & Poliklinik Kulit dan Kelamin RSPAD Gatot Subroto, Jalan Abdulrahman Saleh 24, Jakarta Pusat, 10-11 Oktober 2009.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Kol CKM dr. FX Hanny Suwandhani, Sp. KK, selaku ketua penitia simposium, mengatakan acara ini akan membahas masalah penuaan kulit yang terjadi lebih cepat daripada umur alamiah seseorang. Kondisi yang umum dikenal sebagai penuaan dini itu akan dibahas secara menyeluruh dan mendetail, sehingga para peserta akan lebih permasalahan yang meresahkan, terutama kaum wanita.
‘Kami menyelenggarakan simposisum selama dua hari karena banyak masalah kulit yang akan dipaparkan. ’Semua aspek kulit menua, baik dari segi patofisiologi, gejala maupun penanganannya, akan dikupas tuntas,’’ kata FX Hanny.
Para peserta terdiri dari dokter umum, dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter spesialis lain yang berminat. Total peserta 500 orang, sedangkan peserta hands-on training 90-an orang. Sedangkan peserta pameran ada 13 stand (buah).
Pada simposium itu, dokter ahli kulit dan kelamin akan memaparkan sejumlah makalah yang mengupas tuntas masalah pigmentasi kulit antara lain kelainan pigmen bawaan, pigmentasi akibat penuaan, pigmentasi pascainflamasi, melasma, vitiligo, cara terapi lama dan baru.
Dia menjelaskan latar belakang diadakannya simposium itu karena banyaknya masalah kelainan pigmentasi, dan untuk menghilangkan kelainan itu tidak mudah.
"Kegagalan pengobatan tidak hanya karena kurangnya efikasi obat atau tindakan yang dipakai, tetapi juga dan seringkali oleh kesalahan memilih cara yang tepat bagi kelainan yang diderita pasien. Bahkan kegagalan ada juga yang disebabkan oleh kesalahan mendiagnosis penyakit pasien," tambahnya.
Materi teori antara lain berupa: Teori kulit, analisa skin disorder, detoksifikasi, dasar-dasar kosmetikologi, dasar-dasar pengggunaan kosmedik dan efek samping;
Metode pemberian bahan aktif kosmetik dan kosmedik, produk knowledge kosmedik, metode kombinasi peresepan kosmedik, konsep terapi dan tata laksana ace, scar post acne, teori dan penggunaan tabir surya, konsep dan tata laksanan kelainan pigmentasi ( hiperpigmentasi ); Pengetahuan tentang terapi anti aging dan sulih hormon,pengetahuan tentang botox dan filler, pengetahuan sediaan parenteral perawatan kecantikan, metode peremajaan kulit ( mekanikal, tradisional, biochemical, dan chemical peels ), mesotherapi non needle ( konvensional dan generasi baru ) dengan ampul-ampul perawatan wajah, prosedur dan tatacara pendirian industri kosmetik, prosedur pendirian klinik kecantikan berikut apotek penunjangnya, studi bisnis, kapita selekta studi kasus.
Para peserta diberikan konsultasi dan bimbingan praktek kecantikan setelah jam simpisum. DJO